Varian Baru Covid-19 'Nimbus' Picu Sakit Tenggorokan Seperti Teriris Pisau Cukur

Covid-19 muncul varian baru bernama NB.1.8.1, yang populer disebut varian Nimbus. -Foto Pixabay-

JAKARTA, RADAR LAMPUNG – Dunia kembali diingatkan akan ancaman Covid-19 dengan kemunculan varian baru bernama NB.1.8.1, yang populer disebut varian Nimbus. Varian ini menarik perhatian global karena menimbulkan gejala sakit tenggorokan ekstrem, yang oleh para dokter dijuluki sebagai “razor blade throat” atau rasa nyeri seperti teriris pisau cukur.

Laporan dari sejumlah negara seperti Inggris dan India menyebutkan, banyak pasien yang mengeluhkan rasa perih tajam di tenggorokan sebagai gejala utama dari infeksi varian Nimbus.

Meski menimbulkan kekhawatiran, para ahli menegaskan tidak ada bukti bahwa varian ini menyebabkan gejala lebih berat dibandingkan varian Covid-19 sebelumnya.

Dalam laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tertanggal 28 Mei 2025, disebutkan bahwa lonjakan kasus akibat varian ini tercatat di kawasan Asia Tenggara, Pasifik Barat, dan Mediterania Timur. Varian Nimbus sendiri menyumbang sekitar 11 persen dari total sampel yang terdeteksi secara global pada pertengahan Mei 2025.

Di Amerika Serikat, varian ini juga terpantau melalui sistem pengawasan bandara, khususnya dari pelancong internasional yang masuk ke negara bagian seperti California, Washington, Virginia, dan New York.

Meskipun kasus dan angka rawat inap menunjukkan tren peningkatan di sejumlah negara, WHO menegaskan belum ditemukan bukti ilmiah bahwa varian Nimbus lebih mematikan atau lebih mudah menular dibandingkan varian sebelumnya seperti Omicron.

Gejala umum varian Nimbus pun masih serupa, yakni demam dan menggigil, batuk kering, sesak napas, kehilangan penciuman atau perasa, serta sakit tenggorokan yang sangat menyakitkan.

WHO telah mengklasifikasikan NB.1.8.1 sebagai "variant under monitoring", yang artinya varian ini masih dipantau ketat, namun belum menimbulkan ancaman serius terhadap kesehatan masyarakat global.

Vaksin Covid-19 yang tersedia saat ini dinilai masih efektif dalam memberikan perlindungan terhadap infeksi varian Nimbus.

Kendati belum tergolong sebagai varian berisiko tinggi, masyarakat tetap diimbau untuk waspada dengan cara menjaga protokol kesehatan, menyelesaikan vaksinasi, mengenali gejala sakit tenggorokan ekstrem, menghindari kerumunan saat sakit, serta menjaga kebersihan tangan dan etika batuk.

Varian Nimbus memang menimbulkan gejala khas yang cukup menyiksa, khususnya di area tenggorokan. Namun hingga kini, dampaknya terhadap kesehatan global masih dalam batas yang terkendali. (*)

 

Tag
Share