Bahas Pengadaan Minyak Mentah Murah, Bahlil Dampingi Prabowo ke Rusia

Radar Lampung Baca Koran--

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dijadwalkan mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam kunjungan kenegaraan ke Rusia.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Selasa (17/6), kunjungan tersebut dilakukan untuk membahas kerja sama pengadaan minyak mentah dengan harga lebih kompetitif. 

Agenda ini merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam memperkuat ketahanan energi nasional melalui skema kerja sama antarnegara (G to G), khususnya dengan mitra yang memiliki cadangan energi besar seperti Rusia.

Sebelum ke Rusia, Bahlil lebih dahulu mengikuti rangkaian kunjungan kerja Presiden Prabowo ke Singapura pada Senin (16/6). 

Dalam acara Renewable Energy Interconnectors Milestone Ceremony di Parliament House, Singapura, Bahlil turut menyaksikan penandatanganan sejumlah nota kesepahaman strategis di bidang energi hijau bersama Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong.

Dikutip beritasatu.com, salah satu kesepakatan utama adalah pengembangan zona industri hijau terintegrasi di Kepulauan Riau, yang akan mencakup pembangunan pabrik panel surya dan kabel. 

Bahlil menyebut, kawasan industri ini akan didirikan di Karimun dan Bintan agar dekat dengan Singapura, dengan total komitmen investasi sekitar US$ 10 miliar.

BACA JUGA:DPRD Kota Bandar Lampung Gelar Paripurna Istimewa Peringati HUT Ke-343 Kota Bandar Lampung

Menurut Bahlil, proyek ini merupakan respons atas arahan Presiden Prabowo untuk membangun kerja sama yang saling menguntungkan.

Pemerintah Indonesia mendorong agar hilirisasi dilakukan di dalam negeri, sehingga industri utama seperti solar panel dan kabel akan diproduksi langsung di Indonesia.

Hal ini diharapkan tidak hanya menciptakan nilai tambah, tetapi juga membuka ribuan lapangan kerja baru serta mendorong transfer teknologi energi terbarukan.

“Total investasi di luar itu saja sudah sekitar 10 miliar dolar AS, dan yang terpenting, calon-calon investornya pun sudah ada,” ujar Bahlil.

Pengembangan kawasan industri ini juga akan menggunakan energi bersih yang dikirimkan melalui perdagangan listrik lintas batas, serta teknologi carbon capture and storage (CCS) untuk mengendalikan emisi karbon dari industri yang sulit didekarbonisasi. Kesepakatan tersebut dikukuhkan dalam tiga MoU utama yang diteken Bahlil dan Menteri Energi serta Ilmu Pengetahuan & Teknologi Singapura, Tan See Leng.

Selain zona industri, MoU lain juga mencakup interkoneksi dan perdagangan listrik lintas batas, serta kerja sama efisiensi dan konservasi energi. Ini menegaskan komitmen kedua negara dalam memperkuat kolaborasi di sektor energi ramah lingkungan.

Tag
Share