Hilirisasi Kopi dan Kakao Perkuat Posisi Daerah di Pasar Ekspor Global


Pj Sekda Provinsi Lampung M Firsada.-Foto Adpim.-

Selain kopi, kakao Lampung juga memainkan peran penting dalam rantai pasok industri cokelat global. Biji kakao dari provinsi ini dikenal memiliki kualitas fermentasi yang baik sehingga banyak dicari produsen cokelat ternama.

"Ini adalah potensi besar yang terus kita dorong agar memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi daerah dan masyarakat," tambahnya.

Lanjut Firsada, Pemprov Lampung berkomitmen untuk terus mendorong hilirisasi, memperkuat kemitraan petani dengan industri, serta membuka akses pasar ekspor yang lebih luas.

Peningkatan kapasitas petani juga menjadi prioritas melalui pelatihan, akses teknologi, dan pembiayaan inklusif.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang pembelajaran teknis, tetapi juga ruang dialog antarbangsa untuk memperkuat kerja sama dan solidaritas global dalam mewujudkan sistem pangan yang berkeadilan dan berkelanjutan.

BACA JUGA:Cuaca Ekstrem Picu Pohon Tumbang di Sejumlah Titik Kota Bandar Lampung

Pada kesempatan yang sama, Direktur KSIA Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri RI, Nidya Kartikasari menjelaskan bahwa Lampung dipilih sebagai lokasi praktik lapangan karena potensi unggulan di sektor komoditas kopi dan kakao, serta pengalaman daerah dalam pengembangan rantai pasok berkelanjutan.

Praktik lapangan yang telah dilaksanakan sejak tanggal 27 Mei  sampai 13 Juni 2025 ini dilakukan di Kabupaten Tanggamus dan Lampung Timur, melibatkan petani dan komunitas lokal secara langsung.

Kegiatan pelatihan yang mengusung pendekatan Training Network Initiative for Business Alignment (TNI-BA) ini berlangsung di dua lokasi, yaitu di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Provinsi Lampung sebagai lokasi praktik lapangan. 

Melalui kerja sama ini, Lampung diharapkan dapat semakin memperkuat posisinya sebagai pusat komoditas unggulan nasional yang mendukung praktik usaha berkelanjutan dan inklusif di kancah global.

Sementara itu, Kepala CTTS IPB Damayanti Buchori menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat penting bukan hanya karena dihadiri 16 Negara, tetapi juga karena merupakan kesempatan nagi Indonesia untuk menjadi bagian dari gerakan global.(pip/yud))

 

Tag
Share