Pengurus Masjid se-Lampung Mengikuti Seminar Manajemen Masjid Modern

Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Lampung Ardiansyah saat memberikan sambutan pada Seminar Manajemen Masjid Modern di Universitas Malahayati, Sabtu (14/6/2025). – IST --

BANDAR LAMPUNG — Lebih dari 150 pengurus masjid se-Lampung menghadiri Seminar Manajemen Masjid Modern yang diselenggarakan di Aula Rektorat Lantai 6 Universitas Malahayati, Sabtu (14/6/2025).

Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Lampung, Ardiansyah, SH, menyampaikan terima kasih atas dukungan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, ST, MM, yang juga menjabat Ketua KDEKS Lampung.

Pun kepada  Ketua Umum Kadin Lampung, Dr. Muhammad Kadafi, SH, MH. 

Ardiansyah berharap kegiatan tersebut dapat mewujudkan pengelolaan masjid yang lebih profesional dan mandiri.

“Masjid diharapkan mampu turut mengentaskan kemiskinan dengan mandiri dan memanfaatkan ekonomi syariah. Dalam proses tersebut, pengelolaan wakaf produktif juga penting demi menjaga kesinambungannya,” ujar Ardiansyah.

BACA JUGA:Renovasi Masjid Taqwa Natar Resmi Dimulai, Ditandai Peletakan Batu Pertama oleh Ketua DPRD Lamsel Erma Yusneli

Sementara, perwakilan Bank Indonesia sekaligus Ketua Panitia Fesyar se-Sumatera 2025, Hendra, yang juga mendukung peran KDEKS Lampung untuk mendorong pengelolaan wakaf produktif. 

Dalam kesempatan itu, Hendra juga menginformasikan bahwa Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) se-Sumatera akan digelar pada 21–25 Juni 2025.

Selain dari perwakilan instansi, kegiatan seminar juga dihadiri Pengurus Yayasan Masjid Raya Bintaro Jaya (MRBJ). 

Masjid Raya Bintaro Jaya, yang terletak di Tangerang Selatan, merupakan satu satu masjid modern yang mampu mengelola wakaf produktif.

Bambang Suprihadi, Ketua Dewan Pembina MRBJ, menyampaikan bahwa setiap masjid sebaiknya memiliki lima pilar, yaitu baitullah, baitul qur'an, baitul muamalah, baitul dakwah, dan baitul mall. Manajemen yang diterapkan harus berjalan rapi, dimulai dari kepengurusan lembaga yang jelas.

Selain itu, Bambang juga menjabarkan upaya MRBJ membuka beberapa unit usaha, seperti Badan Usaha Milik Masjid (BUMM), ruang serba guna, fresh mart, kafe, food court, peternakan (domba, sapi, dan unggas), dan lembaga pendidikan. Masjid juga diberdayakan untuk kerja sama (collaborative) terkait off-taker, produk pesantren, produk UKM, pertanian, dan peternakan.

Sesi pertama seminar diisi oleh Bambang Suprihadi dan Prastowo M. Wibowo (Ketua DKM) mengenai “Struktur Organisasi dan Program Berkelanjutan”.

BACA JUGA:Jamaah Haji Indonesia Pulang, Petugas Kesehatan Mengimbau Cek Kesehatan Segera

Tag
Share