Meski Sudah Diberi Jaminan, Banyak Nelayan di Bandar Lampung Enggan Lanjutkan Asuransi

DKP Bandar Lampung sediakan asuransi untuk nelayan, namun banyak yang enggan melanjutkan setelah enam bulan. -FOTO IST -
BANDAR LAMPUNG — Meskipun Pemerintah Kota Bandar Lampung melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) telah memberikan jaminan keselamatan kerja melalui program Asuransi Nelayan (ASNEL), namun masih banyak nelayan yang kurang peduli dan tidak melanjutkan program ini setelah enam bulan pertama.
Kepala DKP Kota Bandar Lampung, Ricardo, mengatakan bahwa asuransi ini merupakan bentuk perlindungan bagi nelayan atas risiko kecelakaan saat melaut, sakit, maupun kecelakaan di darat.
“Asuransi ini kami bayarkan selama enam bulan pertama. Setelah itu, nelayan seharusnya melanjutkan secara mandiri. Namun faktanya, banyak yang tidak melanjutkan,” ujar Ricardo, Kamis (12/6/2025).
Program ASNEL hanya diberikan kepada nelayan yang tergabung dalam kelompok nelayan serta telah mendapatkan penyuluhan terkait manfaat asuransi tersebut.
“Asuransi ini mencakup berbagai risiko yang dialami nelayan saat bekerja. Sayangnya, kesadaran nelayan untuk melanjutkan kepesertaan masih sangat rendah,” tambahnya.
Selain memberikan jaminan perlindungan, DKP juga aktif berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) untuk menyampaikan informasi terkait potensi cuaca ekstrem. Hal ini sebagai bentuk upaya perlindungan dan antisipasi terhadap risiko di laut.
Ricardo pun mengimbau kepada seluruh nelayan agar lebih peduli terhadap keselamatan kerja, salah satunya dengan memastikan mereka memiliki perlindungan asuransi.
“Ini demi keselamatan mereka sendiri dan keluarganya. Pemerintah sudah memfasilitasi awalnya, tinggal kesadaran masing-masing untuk menjaga keberlanjutannya,” pungkasnya.
BACA JUGA:PTS Bermasalah Dicoret dari Penerima Bantuan PP-PTS 2025
Cuaca buruk dan angin kencang yang melanda perairan Teluk Lampung membuat puluhan nelayan payang di Padang terpuruk secara ekonomi. Akibat kondisi ekstrem ini, hasil tangkapan mereka mengalami penurunan signifikan.
Meski hasil tangkapan ikan berkurang karena cuaca buruk, para nelayan payang di Sukaraja, Bumi Waras, Bandar Lampung, tetap melakukan aktivitas menjaring untuk memperoleh penghasilan. Kondisi cuaca yang ekstrem ini sudah berlangsung lebih dari sebulan dan dikeluhkan oleh puluhan nelayan, menyebabkan pendapatan mereka merosot tajam.
Toni Susanto, seorang nelayan payang, mengungkapkan bahwa penghasilannya kini turun drastis. Biasanya, dalam sehari ia bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp 50.000. Namun, dengan kondisi cuaca seperti ini, ia hanya mampu mendapatkan sekitar Rp 10.000 saja per hari.
“Penghasilan saya kini turun drastis. Biasanya bisa mendapat Rp 50.000 per hari, tapi sekarang hanya Rp 10.000 saja,” ujar Toni Susanto, Nelayan Jaring Payang.
Pantaun di lokasi, nelayan payang di Sukaraja, Bumi Waras, Bandar Lampung, menunjukkan bahwa mereka harus bekerja lebih ekstra untuk mendapatkan ikan, meskipun hasil tangkapannya menurun sangat tajam.