BBM Bio Solar Langka, Puluhan Kendaraan Mengantre

ANTRI: Suasana antrian Bio Solar beberapa waktu lalu di SPBU Jl Sultan Agung-foto : Prima Imansyah Permana. -

Pemprov Lampung Klaim Stok Aman

BANDAR LAMPUNG - Antrean panjang kendaraan kembali terlihat di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Provinsi Lampung dalam beberapa hari terakhir.

Ya, antrean tersebut, karena kendaraan akan mengisi jenis bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi Bio Solar yang menjadi pemicu utama penumpukan kendaraan, terutama truk angkutan barang dan kendaraan niaga lainnya.

Dari pantauan Radar Lampung, antrean kendaraan tampak mengular hingga ke bahu jalan di beberapa SPBU kawasan strategis seperti Jalan Sultan Agung, By Pass Soekarno-Hatta, Panjang, hingga wilayah Teluk. 

BACA JUGA:Dua Oknum Anggota TNI Hadapi Dakwaan Berat //Kasus Penembakan Tiga Polisi di Arena Sabung Ayam Waykanan

Banyak kendaraan besar yang menunggu giliran pengisian, memicu kemacetan dan keluhan dari para pengemudi.

Meski demikian, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim bahwa stok BBM bersubsidi, termasuk Bio Solar, sejauh ini masih dalam kondisi aman.

“Memang terlihat antrean, tapi itu karena faktor teknis di lapangan, seperti keterlambatan pengiriman dari Pertamina ke SPBU, atau kendaraan yang secara bersamaan memilih SPBU tertentu karena faktor lokasi dan kuota besar,” ungkap Kabid Energi Dinas ESDM Lampung, Sopan Sopian Atiek, saat dikonfirmasi Rabu (11/6).

Ia mengatakan, SPBU yang berada di jalur-jalur padat seperti kawasan industri atau jalan lintas biasanya mendapatkan kuota lebih besar. Hal ini membuat truk-truk besar kerap berkumpul di titik-titik tersebut, menciptakan kesan kelangkaan akibat menumpuknya permintaan dalam waktu bersamaan.

“SPBU di jalur lintas memang sering digunakan, karena dekat dengan rute pengangkutan logistik. Tapi dari sisi distribusi dan penyaluran, kami masih dalam batas aman,” jelasnya.

Sopan menjelaskan, realisasi penyaluran BBM hingga Mei 2025 menunjukkan angka yang relatif sehat. Untuk bulan Mei, penyaluran Bio Solar tercatat sebanyak 66.234 kiloliter (KL) atau 94 persen dari kuota bulanan. Sementara Pertalite tersalurkan 55.819 KL atau sekitar 88,78 persen.

Secara kumulatif, hingga akhir Mei 2025, realisasi penyaluran Bio Solar mencapai 315.110 KL atau 39,28 persen dari kuota tahunan.

Adapun Pertalite tersalurkan sebanyak 275.072 KL dari total kuota tahunan 784.883 KL. Artinya, masih ada ruang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun.

“Ini cukup aman untuk sisa kuota kita, termasuk untuk menghadapi momen libur sekolah dan akhir tahun. Namun jika memang diperlukan, kami siap mengajukan tambahan kuota ke pusat,” kata Sopan.

Tag
Share