DESAKU MAJU, Pacu Pertumbuhan Ekonomi Inklusif, Entas Kemiskinan, dan Tingkatkan IPM

Radar Lampung Baca Koran--

MENJAWAB tiga masalah pokok yang dihadapi Provinsi Lampung, RMD-Jihan dalam 100 hari kerjanya telah melaksanakan berbagai kegiatan dan  menyiapkan program hasil terbaik cepat (PCHT). Yakni program Desaku Maju yang diperkenalkan ke publik, Selasa 3 Juni 2025.  

Melalui program terpadu ini, pertumbuhan ekonomi Lampung akan mampu menjawab dua masalah pokok lainnya. Yakni mengentaskan kemiskinan yang masih tinggi dan rendahnya Indeks Prestasi Manusia (IPM).

Desaku Maju adalah program terpadu yang melibatkan semua stakeholder. Program ini pada intinya menjadikan desa sebagai subjek pembangunan,. Sehigga akan menjadi penggerak kekuatan ekonomi berbasis pertanian dengan program  hilirisasi  dan modernisasinya.

Desaku Maju diharapkan menjadi sebuah gerakan yang terstruktur dan masif. Karenanya, RMD sangat menekankan keterpaduan dan keterlibatan banyak pihak, terutama pihak swasta.

Adapun tiga masalah pokok yang dihadapi Lampung saat ini. Yakni:

Pertumbuhan ekonomi yang masih di bawah rata rata nasional dan Sumatera. Terkait ini, RMD-Jihan telah mulai menjawabnya. Pada Triwuan I Tahun 2025, ekonomi Lampung tumbuh sebesar 5,47 persen. Selain tumbuh di atas rata rata nasional, pertumbuhan itu merupakan tertinggi di Sumatera.

BACA JUGA:Idul Adha, Presiden Hadiahkan 16 Sapi Jumbo untuk Lampung

Tingkat kemiskinan yang masih sangat tinggi. Yakni, sebesar 10,62 persen menempatkan Lampung pada posisi ke-3 terendah di Sumatera. Hanya  di atas Aceh dan Bengkulu. Dan berada pada posisi ke-23 dari 38 provinsi di Indonesia.

Masalah pokok lainnya yang dihadapi Lampung saat ini adalah masih rendahnya tingkat Indeks Prestasi Manusia (IPM), yakni hanya 73,13 persen. Terendah dI Sumatera.

Melihat angka kemisikian yang masih tinggi dan masih rendahnya IPM, RMD mengambil kebijakan bahwa pertumbuhan ekonomi Lampung harus berkualitas. Sehinga juga mampu menjawab 2 masalah pokok itu. 

Kebijakan itu jelas terlihat dari visi kebijakan ekonomi RMD-Jihan. Yakni pertumbuhan inklusif, mandiri, dan inovatif. Kata inklusif secara tegas mensyaratkan agar pertumbuhan ekonomi itu harus  dihasilkan oleh sektor yang melibatkan banyak pihak. Jadi tidak semata digerakan oleh korporasi besar.

Kata mandiri itu bermakna mengurangi ketergantungan dari impor dan juga daerah lain dalam produk, SDM dan lain-lain. Dan itu dilakukan dengan cara melakukan inovasi agar menghasilkan nilai tambah dan berdaya saing yang dirasakan dan dinikmati oleh semua pihak dan kalangan masyarakat.

Karenanya sangat beralasan jika RMD menyasar pada sektor pertanian. Sebab, lebih dari 70 persen masyarakat Lampung berada di pedesan dan bergerak di bidang pertanian.

BACA JUGA:Sekolah Gratis, Swasta Terancam Mati!

Tag
Share