Sejarah Singkat Hari Raya Idul Adha, Hari Besar Penuh Makna Pengorbanan

Hari Raya Idul Adha memperingati kisah pengorbanan luar biasa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, sebagai wujud ketaatan total kepada Allah SWT. -foto PIXABAY-

Idul Adha juga merupakan puncak dari rangkaian ibadah haji. Jutaan umat Islam dari seluruh dunia berkumpul di Tanah Suci, menjalani wukuf di Arafah dan berbagai ritual lainnya dengan penuh kekhusyukan.

“Haji adalah panggilan cinta dari-Nya. Meski kita berusaha keras, tanpa izin Allah, kita tak akan sampai ke sana,” kata Hasan.

Ia mengingatkan, ibadah haji adalah bentuk pengabdian yang sangat personal. Di tengah kerumunan jutaan orang, tiap individu membawa kisahnya sendiri—kisah cinta, kerinduan, dan harapan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Perayaan Idul Adha tidak hanya bersifat ritual, tetapi sarat akan nilai-nilai sosial dan spiritual. Melalui penyembelihan hewan kurban dan pembagian daging kepada masyarakat kurang mampu, umat Islam diajarkan tentang pentingnya solidaritas dan keadilan sosial.

“Tradisi kurban adalah wujud cinta yang ditransformasikan dalam tindakan nyata. Ia melawan sifat tamak dan menghidupkan semangat berbagi,” jelas Hasan.

Dalam perspektif peradaban Islam, cinta tidak hanya terwujud dalam relasi dengan Tuhan, tapi juga dalam memperhatikan sesama manusia dan menjaga lingkungan. Perayaan Idul Adha adalah ajakan untuk merenung—tentang pengorbanan yang telah kita lakukan, tentang kepekaan sosial, serta peran kita sebagai khalifah di bumi.

Hasan mengajak umat Islam untuk memperluas makna kurban. Bahwa pengorbanan tidak harus berupa harta benda atau nyawa, tetapi juga waktu, tenaga, dan kepentingan pribadi demi kemaslahatan umat.

“Khidmah dalam organisasi yang mendorong kemajuan masyarakat juga merupakan bentuk pengorbanan. Idul Adha mengajarkan bahwa cinta kepada Allah mesti diiringi dengan pengabdian kepada umat dan alam,” pungkasnya.

Idul Adha adalah tonggak sejarah yang terus relevan bagi umat Islam hingga hari ini. Ia bukan sekadar hari raya, tapi sebuah pengingat akan nilai-nilai luhur—ketaatan, cinta, pengorbanan, dan kepedulian terhadap sesama. Di tengah arus zaman, perayaan ini menjadi titik hening yang menuntun umat untuk kembali merenung dan memperkuat ikatan spiritual dengan Allah SWT dan manusia lainnya. (nu/net/abd)

 

Tag
Share