8 Rumah Rusak Akibat Longsor di Cikarang Pusat, BPBD Kirim Bronjong dan Bambu

Petugas BPBD Kabupaten Bekasi melakukan penanganan sementara di lokasi longsor Kampung Tembong, Cikarang Pusat, Senin (26/5). -FOTO DISWAY -

BEKASI – Delapan rumah warga di Kampung Tembong, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, mengalami kerusakan akibat pergeseran tanah yang memicu longsor pada Senin (26/5).
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi Dodi Supriadi mengatakan kerusakan tersebut dilaporkan warga setempat dan telah diverifikasi di lapangan.
“Menurut laporan dan hasil analisa di lokasi, sebanyak delapan bangunan rumah mengalami kerusakan,” ujar Dodi di Bekasi.
Dari jumlah tersebut, lima rumah mengalami kerusakan ringan, sementara tiga lainnya mengalami kerusakan berat. Semua bangunan yang terdampak merupakan rumah permanen.
Dodi menjelaskan bahwa pergeseran tanah diduga terjadi akibat curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir.
“Pergerakan tanah terjadi karena curah hujan yang tinggi, yang kemudian menyebabkan longsor,” katanya.
Sebagai langkah penanganan darurat, BPBD Kabupaten Bekasi telah mengirimkan bantuan berupa bambu dan bronjong ke lokasi terdampak untuk mencegah longsor susulan.
“Untuk penanganan sementara, kami telah mengirim bambu dan bronjong ke titik longsor,” jelas Dodi.
Ia juga menambahkan, pihaknya saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan menyeluruh dari Badan Geologi untuk memastikan penyebab dan potensi lanjutan dari pergeseran tanah tersebut.
Hujan deras yang mengguyur Kota Bandarlampung sejak Jumat (11/4) pagi memicu sejumlah bencana alam seperti pohon tumbang dan tanah longsor di beberapa titik.
Setidaknya dua pohon berukuran besar tumbang di lokasi berbeda. Pohon jenis takil salam dengan diameter 100 cm tumbang di Jalan Ampay Gang Way Kanan, Keteguhan 2, Telukbetung Timur (TbT). Sementara pohon randu dengan diameter 60 cm tumbang di kawasan Campangjaya, Sukabumi.
Selain pohon tumbang, tanah longsor juga terjadi di wilayah Sukarame II, Telukbetung Barat. Longsor menimpa dua kolam ikan gurame dan lele milik warga bernama Suyanto.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Bandar Lampung, Wakidi, mengatakan bencana ini merupakan dampak dari cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang.
“Pohon tumbang terjadi karena angin kencang dan hujan deras. Bahkan salah satu pohon sempat menutupi aliran sungai di sekitar lokasi,” ujar Wakidi.
Meski begitu, tim rescue dari BPBD berhasil mengevakuasi pohon-pohon tumbang tersebut, sehingga aliran sungai kembali normal.
Terkait longsor di Telukbetung Barat, Wakidi menyebutkan bahwa longsor disebabkan oleh erosi tanah akibat hujan terus-menerus, hingga menimbun dua kolam milik warga.
“Longsor menimbun kolam gurame dan lele milik Pak Suyanto. Kami turunkan lebih dari 10 petugas untuk mengevakuasi material longsoran,” jelasnya.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, Wakidi mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi.
“Kami minta masyarakat, terutama yang memiliki pohon besar dan tua di sekitar rumah, segera melapor untuk dilakukan pengecekan. Keselamatan harus menjadi prioritas,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menjelang akhir pekan, cuaca ekstrem diprediksi kembali melanda sejumlah wilayah di Provinsi Lampung. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung mengeluarkan peringatan dini atas potensi hujan deras disertai petir dan angin kencang dalam beberapa hari ke depan.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung, Rudy Haryanto, menyampaikan bahwa suhu udara saat ini berada di kisaran 23,0°C – 33,0°C. Namun, untuk wilayah Lampung bagian barat, suhu berkisar lebih rendah yakni 17,0°C – 31,0°C. Kelembapan udara juga tercatat tinggi, yakni antara 50% hingga 98%.
“Secara umum, arah angin bertiup dari Timur hingga Tenggara dengan kecepatan antara 5–15 knot atau 9–28 km/jam,” ujarnya pada Kamis, 10 April 2025.
BMKG memprediksi kondisi cuaca di Lampung pada pagi hari cenderung berawan, namun pada siang hingga dini hari berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai kilat dan petir. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga 13 April 2025.
Rudy mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana yang bisa terjadi akibat cuaca ekstrem, seperti banjir, tanah longsor, hingga angin puting beliung.
“Waspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat dan angin kencang di wilayah Lampung Barat, Pesisir Barat, Tanggamus, Pringsewu, Pesawaran, Bandar Lampung, Lampung Selatan, Lampung Timur, Metro, Lampung Tengah, Lampung Utara, Way Kanan, dan Tulang Bawang pada siang hingga sore hari. Sedangkan pada malam hari, potensi hujan lebat diprediksi terjadi di Way Kanan, Lampung Utara, Lampung Barat, Pesisir Barat, Tanggamus, Pringsewu, Pesawaran, Lampung Tengah, Tulang Bawang, dan Tulang Bawang Barat,” tegasnya.
Masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi terbaru dari BMKG dan mempersiapkan langkah antisipasi, terutama di wilayah rawan bencana.  (disway/c1/abd)

Tag
Share