Evaluasi Manajemen PT KAI Tanjungkarang!

-ILUSTRASI/EDWIN RADAR LAMPUNG-
Kritik publik kian tajam setelah banyak calon penumpang mengaku kesulitan mendapatkan tiket secara daring, meski telah mencoba tepat pukul 00.00 WIB pada H-7 keberangkatan. Ironisnya, calo justru bisa menjamin ketersediaan tiket dalam jumlah besar, bahkan untuk rombongan.
Warganet lain, Rahmatcputra mengaku bahwa traffic pemesanan KA Kuala Stabas sangat tidak normal, khususnya keberangkatan pada Jumat dan Minggu sore.
"Pesan H-7 jam 00.00 WIB, jam 00.01 udah sold out 4 gerbong. Percuma pakai KAI Access kalau calo masih punya akses," kata dia.
Kantor Staf Presiden (KSP) memanggil manajemen PT KAI untuk mengklarifikasi fenomena mencurigakan seputar distribusi tiket KA Kuala Stabas, rute Tanjung Karang (Lampung) – Baturaja (Sumsel).
Ilham Malik, Ahli Madya Bidang Infrastruktur dan Perencanaan Wilayah di Kedeputian IV KSP, menyatakan pihaknya menerima laporan dari masyarakat mengenai kejanggalan ini.
"Ada keluhan dari jalur KA penumpang Tanjung Karang – Baturaja. Laporan ini sudah masuk ke KSP dan akan dibahas dalam pertemuan dengan PT KAI,"* ujar Ilham.
Fenomena "war ticket" atau berebut tiket tengah malam menjadi rutinitas bagi para pengguna jasa. Banyak yang menyebut tiket sudah habis dalam hitungan menit sejak sistem dibuka, namun tetap tersedia di tangan calo.
"Traffic pesanan tidak wajar, terutama untuk jadwal Jumat dan Minggu. Jam 00.01 saja, empat gerbong sudah sold out. Tapi calo tetap bisa dapat. Percuma pakai KAI Access," kata Pongky, warganet lainnya.
Sementara itu, Manager Humas PT KAI Divre IV, Azhar Zaki Assjari, membantah adanya konten yang viral dari seorang konten kreator yang menyatakan ada keanehan saat pembelian tiket.
Zaki menyebut bahwa Adli Irawan, pemilik akun @emak_jiehh yang mengunggah video viral tersebut, sebenarnya membeli tiket secara daring, bukan luring seperti klaim awal.
KAI berdalih bahwa tiket hanya berlaku untuk satu penumpang dengan KTP yang sesuai, dan sistem digital telah dibangun untuk menjamin keamanan serta ketertiban. Namun, fakta di lapangan menunjukkan calo bisa memesan tiket dengan nama berbeda-beda. (pip/c1/yud)