Petani Jagung Lampung Timur Menjerit, Minta Pemerintah Segera Serap Jagung!

Petani Jagung Lampung Timur--

LAMPUNG TIMUR– Harga jagung di tingkat petani Lampung Timur terus anjlok sejak dua bulan terakhir.

Ya, Ironisnya, kondisi ini terjadi di tengah masa panen raya. Jagung-jagung hasil panen kini hanya menjadi tumpukan tak laku jual.

Saat ini, harga jagung hanya dihargai Rp3.800 hingga Rp4.200 per kilogram. Padahal, Pemerintah telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp5.500/kg.

BACA JUGA:Banjir Rob Mengintai Pesisir Lampung

“Untuk penetapan HPP sebesar Rp5.500/kg bertujuan melindungi petani dari fluktuasi harga,” jelas Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional.

Sayangnya, perlindungan itu belum terasa langsung di lapangan. Petani masih terjebak dalam ketidakpastian pasar, tanpa kehadiran negara yang dijanjikan.

Di Desa Banjar Agung, jagung-jagung dibiarkan mengering di halaman rumah. Sebagian bahkan membusuk karena tidak ada pembeli. Tori (46), salah satu petani, menuturkan bahwa banyak petani memilih tidak memanen lagi.

BACA JUGA:KBRI Phnom Penh Perkuat Perlindungan WNI di Kamboja, Tangani Korban Penipuan Online

“Kalau diteruskan malah rugi. Nggak ada yang beli, ongkos panen juga mahal,” kata Tori dengan nada lelah.

Menurutnya, sejak pemerintah menghentikan penyerapan secara sepihak, petani benar-benar kehilangan arah. Panen tak berarti untung, bahkan bisa berarti kerugian besar.

Ketidakjelasan harga juga menyulitkan para agen jagung. Maryanto (47), agen jagung di wilayah Lampung Timur, mengaku tak tahu harus membeli dengan harga berapa dari petani.

“Kalau pemerintah tidak menyerap, pasar jadi liar. Harga dari pabrik berubah-ubah, seenaknya,” ujar Maryanto.

Tanpa kontrol harga dari lembaga negara, pasar jagung lokal kehilangan pedoman. Akibatnya, pembeli besar memanfaatkan situasi untuk menekan harga, sementara petani tak punya daya tawar.

BACA JUGA: Apindo Desak Deregulasi untuk Selamatkan Industri Padat Karya

Tag
Share