Penerima Manfaat MBG di Lampung Capai 97.687 Orang

-ILUSTRASI/EDWIN RADAR LAMPUNG-

BANDARLAMPUNG - Program prioritas nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) di Provinsi Lampung telah memasuki bulan keempat implementasinya.

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Lampung mencatat implementasi program MBG di Lampung menunjukkan perkembangan progresif dalam mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Kepala Kanwil DJPb Lampung Mohammad Dody Fachrudin mengatakan program MBG diharapkan berperan dalam mendukung aktivitas belajar siswa dan beberapa kaum rentan. Kemudian memperkuat ketahanan fisik dan mendorong tumbuh kembang yang optimal melalui akses rutin terhadap makanan bergizi. 

Kata Dody, hingga 31 Maret 2025, jumlah penerima manfaat MBG di Lampung tercatat mencapai 97.687 orang. Jumlah tersebut berasal dari berbagai jenjang pendidikan mulai PAUD, SD, hingga SMP, serta santri pondok pesantren kecil di seluruh kabupaten/kota. 

’’Cakupan ini diproyeksikan terus bertambah seiring penyempurnaan sistem pendataan dan perluasan area layanan,” ujar Dody melalui keterangan tertulisnya yang diterima Radar Lampung.

BACA JUGA:Unila Dukung P2MW Kemendiktisaintek

Lanjut Dody, untuk mendukung kelancaran program, saat ini telah tersedia 34 unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di seluruh Provinsi Lampung.

“SPPG berperan sebagai pusat operasional penyediaan dan distribusi makanan bergizi, dilengkapi dengan fasilitas dapur, penyimpanan, dan tenaga pengolah makanan,” ucapnya. 

Dalam pelaksanaannya, sambung Dody, unit SPPG juga diharapkan bersinergi dengan UMKM lokal sebagai pemasok bahan pangan segar dan berkualitas. Sehingga, program MBG dapat sekaligus memberi dampak ekonomi positif di tingkat komunitas.

Diketahui, melalui Perpres Nomor 83 Tahun 2024, pemerintah menunjuk Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menjalankan tugas dalam pemenuhan gizi nasional.

Selanjutnya, sasaran pemenuhan gizi yang menjadi tugas BGN tersebut diarahkan kepada setidaknya empat kelompok utama. Pertama, peserta didik pada jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah di lingkungan pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan keagamaan, pendidikan khusus, pendidikan layanan khusus, dan pendidikan pesantren.

Pada kelompok ini, program menyasar anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, di mana gizi yang cukup sangat penting untuk mendukung proses belajar dan perkembangan kognitif mereka.

BACA JUGA:Gubernur Lampung Perjuangkan Beasiswa Palestina

Kedua, anak usia di bawah lima tahun. Kelompok ini termasuk menjadi sasaran utama program makan bergizi gratis lantaran balita merupakan periode kritis dalam tumbuh kembang anak. Kekurangan gizi pada masa periode pertumbuhan ini dapat menyebabkan dampak yang tidak dapat dipulihkan.

Tag
Share