Pertumbuhan Ekonomi Lampung Tertinggi se Sumatera

-GRAFIS/EDWIN RADAR LAMPUNG-
//Pulau Sumatera Tertinggi Ketiga se Indonesia//
BANDARLAMPUNG – Provinsi Lampung mencatatkan prestasi gemilang dalam pertumbuhan ekonomi. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mengumumkan bahwa ekonomi Lampung pada triwulan I tahun 2025 tumbuh sebesar 5,47 persen (year on year/y-on-y), tertinggi di antara seluruh provinsi di Sumatera.
Kepala BPS Lampung, Ahmadriswan Nasution, menjelaskan bahwa pertumbuhan tersebut dihitung berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku yang mencapai Rp121,70 triliun, dan atas dasar harga konstan 2010 sebesar Rp69,56 triliun.
"Pertumbuhan ini menguat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai 3,30 persen. Ini menunjukkan adanya pemulihan dan penguatan ekonomi yang signifikan di Lampung," ungkap Ahmadriswan, Senin (5/5).
Menurutnya, Lapangan usaha yang mendorong pertumbuhan terbesar antara lain jasa lainnya yang tumbuh 9,66 persen; diikuti industri pengolahan sebesar 8,79 persen; dan transportasi serta pergudangan sebesar 8,20 persen.
BACA JUGA:Lampung Tertinggi, Harga Singkong Tembus Rp1.350
Sektor lain seperti jasa kesehatan dan kegiatan sosial (7,84%), informasi dan komunikasi (7,83%), serta akomodasi dan makanan minuman (7,29%) juga mencatatkan pertumbuhan yang kuat.
Meski begitu, ada pula sektor yang mengalami kontraksi. Lapangan usaha pertambangan dan penggalian mencatatkan penurunan sebesar 3,32 persen.
Secara struktur ekonomi, Provinsi Lampung masih didominasi oleh tiga sektor utama: pertanian, kehutanan dan perikanan (24,37%); industri pengolahan (19,52%); dan perdagangan besar dan eceran serta reparasi kendaraan (14,95%). Ketiganya menyumbang 58,83 persen dari keseluruhan PDRB.
Jika dilihat dari sumber pertumbuhan ekonomi, sektor industri pengolahan menjadi penyumbang tertinggi yakni 1,61 persen, diikuti sektor pertanian sebesar 1,20 persen, dan sektor perdagangan sebesar 0,98 persen.
Namun demikian, jika dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2024 (quarter to quarter/q-to-q), ekonomi Lampung mengalami kontraksi sebesar 1,11 persen. Kontraksi terdalam terjadi pada sektor pengadaan listrik dan gas (turun 10,65%), jasa lainnya (turun 8,54%), dan konstruksi (turun 4,97%).
"Kontraksi triwulan ini disebabkan oleh faktor musiman serta realisasi belanja pemerintah yang menurun signifikan di awal tahun," ujar Ahmadriswan.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi disumbang oleh ekspor barang dan jasa sebesar 12,96 persen, disusul oleh konsumsi rumah tangga (5,06%) dan lembaga non-profit (2,30%). Sementara itu, pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami kontraksi sebesar 1,58 persen.
Komponen pengeluaran lainnya seperti pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh 1,26 persen, sementara impor barang dan jasa juga meningkat sebesar 9,25 persen.