Harga Gabah Dijaga, Produksi Digenjot

PANEN: Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal saat panen padi di Kabupaten Lampung Tengah-Foto Adpim -

Menuju Swasembada, Lampung Tancap Gas

BANDARLAMPUNG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung terus mengintensifkan berbagai program strategis untuk meningkatkan produksi padi sebagai langkah konkret dalam mewujudkan swasembada pangan nasional.

Lampung kini menjadi satu dari lima provinsi utama di Indonesia yang ditetapkan sebagai wilayah penopang ketahanan pangan, bersama Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatera Selatan.

Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto dan kebijakan Kementerian Pertanian dalam memperkuat kemandirian pangan di tengah tantangan global, perubahan iklim, serta dinamika harga pangan dunia.

BACA JUGA:Pemda di Lampung Masih Tergantung Pemerintah Pusat

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Lampung Bani Ispriyanto menyatakan bahwa Pemprov Lampung secara konsisten mendorong akselerasi pembangunan ekonomi yang inklusif melalui penguatan sektor pertanian, khususnya produksi padi.

’’Fokus utama kami adalah mewujudkan swasembada pangan. Karena itu berbagai program telah dan sedang kami jalankan, termasuk perluasan lahan tanam, optimalisasi lahan rawa, serta program pompanisasi,” ujar Bani saat ditemui di ruang kerjanya.

Bani menjelaskan, pada tahun 2025 mendatang, Lampung menargetkan produksi padi sebesar 3,5 juta ton, meningkat signifikan dari capaian tahun sebelumnya yang berada di angka 2,7 juta ton.

Untuk merealisasikan target tersebut, Pemprov Lampung menyiapkan sekitar 700 ribu hektare lahan sawah sebagai basis produksi.

Sejumlah dukungan infrastruktur dan kebijakan juga turut menguatkan upaya tersebut. “Irigasi akan diperbaiki oleh Kementerian PUPR, dan pupuk tahun ini sudah 100 persen bersubsidi. Ini bentuk sinergi antara pusat dan daerah dalam memperkuat produksi pangan,” terangnya.

Hingga April 2025, produksi padi di Lampung telah mencapai lebih dari 50 persen dari target tahunan. Menurut Bani, serapan gabah oleh Bulog juga berjalan optimal.

“Di bulan April saja kita targetkan produksi sebesar 611 ribu ton dan gabahnya sudah diserap Bulog dengan harga Rp 6.500 per kilogram, sesuai dengan Harga Pokok Penjualan (HPP),” jelasnya.

Ia pun optimistis target 3,5 juta ton padi tahun ini dapat tercapai. Pihaknya terus mendorong petani untuk segera mengolah lahan setelah panen, agar siklus tanam tetap berkelanjutan.

“Kita terus turun ke lapangan. Begitu panen selesai, langsung dorong tanam kembali. Kita pastikan benih sudah disemai sebelum panen agar tidak ada jeda waktu,” kata Bani.

Tag
Share