Bongkar Bangunan Biang Banjir!

SIDAK BANGUNAN: Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal meninjau aliran air di Kelurahan Pidada, Panjang, Bandarlampung.-FOTO PRIMA IMANSYAH PERMANA/RADAR LAMPUNG -

// Gubernur Instruksikan Penertiban Bangunan Liar di Panjang

BANDARLAMPUNG - Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal geram saat meninjau saluran air di Kelurahan Pidada, Panjang, Bandarlampung, Rabu (23/4).

Dari pantauan Radarlampung.co.id, Mirza –sapaan akrab gubernur– terlebih dahulu memantau pengerukan saluran air yang berada di tepi Jl. Yos Sudarso, Pidada, atau di seberang gerbang peti kemas.

Selanjutnya, Mirza menyisir saluran air hingga ke Jl. Teluk Tomini. Ditemukan adanya penyempitan dan pendangkalan saluran air yang menjadi salah satu penyebab banjir.

Mirza mengatakan gorong-gorong di area ini sebelumnya berukuran lebar 2 meter dengan kedalaman rata-rata 1,5 meter. Namun, saat ini lebar gorong-gorong hanya menyisakan sekitar 1 meter dengan kondisi yang sudah sangat dangkal.

Ia menemukan banyak bangunan liar mempersempit gorong-gorong hingga hanya tersisa lebar satu meter. Padahal, saluran itu dirancang selebar dua meter.

’’Dulu warga bilang tidak pernah banjir. Tetapi sejak banyak bangunan dan tembok maju ke saluran, air meluap terus. Ini harus dibongkar!” tegas Mirza.

BACA JUGA:Bawaslu Mesuji Digeledah, Dana Hibah Rp11,2 M Diusut!

Ia melanjutkan pemerintah daerah wajib mengembalikan fungsi saluran air sesuai rencana teknis. Ia menginstruksikan Wali Kota Bandarlampung untuk menertibkan bangunan yang menyalahi aturan dan memperparah banjir.

’’Kalau salurannya dua meter, ya harus dua meter. Tidak ada kompromi. Kalau tidak dibongkar, akan ada korban terus. Sudah ada yang meninggal karena banjir di sini,” geramnya.

Saat ini, pemprov tengah melakukan inventarisasi bangunan yang akan ditertibkan. Terkait ganti rugi, Mirza menegaskan bahwa bangunan yang melanggar tidak layak mendapat kompensasi. ’’Ini pelanggaran. Warga pun tahu itu,” katanya.

Pemerintah juga berkoordinasi dengan Pelindo, PGN, dan PDAM untuk memeriksa kemungkinan infrastruktur yang menutup aliran air.

’’Sekarang sudah banyak bangunan dan temboknya maju. Dulu kata warga tidak pernah banjir. Namun sejak pembangunan banyak sudah sering banjir karena sedimentasi," ujar Mirza.

Dilanjutkannya, pemerintah telah merencanakan aliran yang dibuat disesuaikan dengan debit air yang mengalirinya. Sehingga, pemda harus memastikan saluran-saluran air yang sudah direncanakan untuk dikelola sesuai rencana dengan lebat 2 meter.

Tag
Share