Menkeu Se-ASEAN Bahas Perang Dagang

Ilustrasi kebijakan Donald Trump berimbas pada naiknya harga aset kripto.--FOTO DHIMAS GINANJAR/DALL E/JAWAPOS.COM

Guru Besar Ilmu Ekonomi dan Rektor Universitas Paramadina Didik J. Rachbini menilai, apa yang dilakukan Presiden AS Donald Trump saat ini lebih dilandasi langkah politis dibandingkan ekonomi. 

 

’’Kita harus menyadari dan menerima kenyataan pahit dan rasa campur aduk, bahwa proses politik dan demokrasi bisa mendadak menghasilkan orang aneh seperti Donald Trump. Produk turunannya adalah politik juga, yang tiba-tiba membuat kebijakan yang tidak masuk nalar teori dan asas hukum ekonomi,’’ ujar Didik di Jakarta, Jumat (11/4).

 

Didik menyebut, seluruh tatanan ekonomi dan perdagangan dunia yang didasarkan pada asas dan hukum ekonomi sudah dengan sendirinya roboh dan ambruk karena politik, dan secara politik sah di negara demokrasi seperti AS.

 

Setelah menyadari masalah itu, Didik menyebut, pemerintah dalam hal ini presiden harus mengambil jalan politik juga. Karena akar masalah ini adalah politik. Akibat dan dampak dari tarif Trump ini sudah pasti terjadi. 

 

’’Ekspor Indonesia ke AS sekitar 11-13 persen dari total ekspor ke seluruh dunia, bagian ini yang akan terkena dampak langsung. Andaikan ke depan ekspor ke AS ini terkena dampak penurunan sekitar 30 persen, maka dampaknya terhadap total ekspor Indonesia sekitar 3-4 persen. Porsi inilah yang harus segera digantikan dengan pasar baru dan kesepakatan baru dengan negara-negara lain, yang juga terkena dampaknya,’’ jelas Didik.

 

Karena itu, Indonesia sebagai negara besar perlu melakukan konsolidasi politik membuat poros ketiga bersama: 1) ASEAN, 2) Asia Timur (Jepang, Korea Selatan, Taiwan), 4) India, 5) Amerika Latin (Brazil, Meksiko). 

 

Penampilan dan langkah politik serta diplomasi ekonomi dalam situasi ekonomi terguncang seperti ini perlu dilakukan. Mengingat akar masalah dari tarif Trump yang muncul di hadapan Indonesia tidak lain adalah langkah politik murni.  

 

’’Politik luar negeri ini juga mutlak harus ditumpangi dengan politik perdagangan, yang berorientasi di luar AS. Di mana ada 88 persen ekspor kita. Diplomasi politik ke kawasan-kawasan ASEAN, Asia Timur, India, Amerika Latin adalah peluang baru dalam era baru ketika AS sudah kalah bersaing dengan Tiongkok. Kepanikan Trump hanyalah krisis transisi sejarah dimana kekuatan ekonomi yang bergeser dari Atlantik ke Pasifik,’’ jelas Didik.  (jpc/c1)

Tag
Share