Hujan Deras Sebabkan Dua Pohon Tumbang dan Longsor di Bandar Lampung

xPetugas BPBD Bandarlampung mengevakuasi pohon tumbang dan material longsor usai hujan deras mengguyur sejak pagi. -FOTO BPBD BANDAR LAMPUNG Petugas BPBD Bandarlampung mengevakuasi pohon tumbang dan material longsor usai hujan deras mengguyur sejak pagi. -

BMKG memprediksi kondisi cuaca di Lampung pada pagi hari cenderung berawan, namun pada siang hingga dini hari berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai kilat dan petir. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga 13 April 2025.

Rudy mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana yang bisa terjadi akibat cuaca ekstrem, seperti banjir, tanah longsor, hingga angin puting beliung.

“Waspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat dan angin kencang di wilayah Lampung Barat, Pesisir Barat, Tanggamus, Pringsewu, Pesawaran, Bandar Lampung, Lampung Selatan, Lampung Timur, Metro, Lampung Tengah, Lampung Utara, Way Kanan, dan Tulang Bawang pada siang hingga sore hari. Sedangkan pada malam hari, potensi hujan lebat diprediksi terjadi di Way Kanan, Lampung Utara, Lampung Barat, Pesisir Barat, Tanggamus, Pringsewu, Pesawaran, Lampung Tengah, Tulang Bawang, dan Tulang Bawang Barat,” tegasnya.

Masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi terbaru dari BMKG dan mempersiapkan langkah antisipasi, terutama di wilayah rawan bencana.

Sebelumnya Musim kemarau tahun ini di Indonesia diprediksi mulai terjadi pada periode April hingga Juni, dengan total 403 zona musim (ZOM) atau sekitar 57,7 persen wilayah. Nusa Tenggara diperkirakan menjadi daerah yang lebih dahulu mengalami musim kemarau dibanding wilayah lainnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan awal musim kemarau 2025 terjadi secara normal hingga sedikit lebih lambat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sebanyak 409 ZOM atau sekitar 59 persen wilayah Indonesia akan memasuki musim kemarau dalam rentang waktu tersebut.

Dari sisi curah hujan, BMKG memprediksi bahwa sebagian besar wilayah akan mengalami kondisi normal, yaitu curah hujan yang tidak lebih basah maupun lebih kering dibanding biasanya.

Puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada bulan Agustus di sebagian besar wilayah Indonesia. Uniknya, beberapa wilayah justru diprediksi mengalami puncak musim kemarau lebih awal dari biasanya.

Durasi musim kemarau tahun ini juga bervariasi. Di wilayah Sumatera dan Kalimantan, kemarau diperkirakan berlangsung singkat, hanya sekitar 6 dasarian atau dua bulan. Sementara di sebagian wilayah Sulawesi, musim kemarau bisa berlangsung lebih dari 24 dasarian atau sekitar delapan bulan. 

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Lampung mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang diprakirakan terjadi selama tiga hari ke depan, mulai 6 hingga 8 April 2025.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung, Rudy Haryanto, menjelaskan bahwa suhu udara di wilayah Lampung saat ini berkisar antara 23,0°C hingga 33,0°C. Namun, untuk wilayah Lampung bagian barat, suhu udara cenderung lebih rendah, yakni antara 17,0°C hingga 31,0°C.

“Kelembapan udara berada pada kisaran 50 persen hingga 100 persen. Angin secara umum bertiup dari arah barat menuju timur laut dengan kecepatan 5 hingga 12 knot atau sekitar 9 hingga 23 kilometer per jam,” ujar Rudy, Minggu (6/4).

Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan sebagian besar wilayah di Provinsi Lampung berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang dan petir.

Menurutnya, siang hingga Sore Hari, Berpotensi hujan di sebagian besar wilayah Lampung. Sedangkan malam Harinya Diprakirakan berawan di wilayah Mesuji, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Way Kanan, Lampung Utara, Lampung Barat, Lampung Tengah, Lampung Timur, Pesisir Barat, dan Tanggamus. (mel/c1/abd)

 

Tag
Share