Indonesia Bebas dari Eggflation

TELUR AYAM: Pedagang saat merapikan telur ayam di toko miliknya di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta.--FOTO DERY RIDWANSAH/ JAWAPOS.COM

 

Kondisi yang kurang stabil di negara-negara tersebut menunjukkan bahwa industri peternakan ayam petelur secara global sedang menghadapi tantangan.

 

Selain itu, Kementan memastikan stabilisasi ketersediaan bahan baku pakan. Upaya stabilisasi ini dilakukan melalui berbagai program, seperti pengembangan sentra jagung, optimasi distribusi pakan, dan pemanfaatan bahan baku alternatif.

 

Keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan produksi jagung nasional juga berpengaruh. Sebab jagung jadi sumber utama pakan ternak menjadi salah satu faktor kunci dalam menjaga kestabilan harga dan pasokan telur di dalam negeri.

 

“Ketersediaan pakan yang stabil dan terjangkau menjadi kunci utama keberhasilan industri perunggasan,” ujar Arief.

 

Surplus produksi ini juga membuka peluang bagi Indonesia untuk mengekspor telur ayam ke berbagai negara yang mengalami keterbatasan pasokan.

 

"Kekurangan stok di negara lain bisa menjadi peluang bagi kita untuk melakukan ekspor. Salah satu rencana ekspor adalah ke Amerika Serikat. Berdasarkan neraca komoditas, pemerintah siap mengirimkan 1,6 juta butir telur setiap bulan,” ungkap Arief.

 

Dia menegaskan bahwa Kementan telah melakukan perhitungan matang agar ekspor tidak mengganggu ketersediaan telur di dalam negeri. Kementan selalu memeriksa neraca komoditas untuk memastikan keseimbangan pasokan.  (jpc/c1)

 

Tag
Share