Indonesia Bebas dari Eggflation

TELUR AYAM: Pedagang saat merapikan telur ayam di toko miliknya di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta.--FOTO DERY RIDWANSAH/ JAWAPOS.COM
Dia bersyukur berkat kerja keras semua pihak, terutama petani dan peternak, pada Ramadan dan Lebaran kali ini stok dan harga sembilan komoditas pangan strategis dalam kondisi aman. Bahkan melimpah.
Arief menjelaskan bahwa kondisi peternakan di Indonesia berbeda dengan negara lain karena neraca telur ayam nasional saat ini mengalami surplus.
Berdasarkan proyeksi neraca pangan 2025 yang dihimpun oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas), produksi telur ayam ras saat ini mencapai 6,4 juta ton.
Sedangkan kebutuhan bulanan sekitar 518 ribu ton. Dengan demikian, Indonesia diperkirakan akan terus mengalami surplus.
’’Surplus ini menunjukkan kapasitas produksi yang kuat. Kami akan terus memastikan keseimbangan antara pasokan dan harga agar tidak merugikan peternak maupun konsumen,” ujar Arief.
Uniknya, negara-negara eksportir grand parent stock (GPS) ayam ke Indonesia justru mengalami kekurangan pasokan dan harga telur mereka melonjak tinggi.
Amerika Serikat, Prancis, dan beberapa negara Eropa yang selama ini menjadi pemasok utama GPS ke Indonesia kini tengah berjuang menghadapi krisis pasokan. Akibat wabah penyakit unggas dan kenaikan biaya produksi.
Dia menjelaskan bahwa eggflation terjadi di negara-negara yang menjadi sumber impor GPS, seperti Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, termasuk Prancis.