Harga Telur Ayam di Pasar Tradisional Lampung Naik Jelang Lebaran

Kenaikan harga telur ayam di pasar tradisional akibat tingginya permintaan jelang Idul Fitri. FOTO DOK RLMG--
BANDARLAMPUNG – Harga telur ayam di pasar tradisional Lampung mengalami kenaikan menjelang Ramadan, yang dipengaruhi oleh tingginya permintaan masyarakat untuk membuat kue jelang hari raya Idul Fitri.
Ketua Pinsar Petelur Nasional (PPN) Lampung Jenny Soelistiani mengungkapkan bahwa saat ini harga telur di pasar tradisional dijual sekitar Rp29.000 per kilogram. Sementara itu, harga telur di kandang peternak masih stabil, yakni antara Rp26.000 hingga Rp26.500 per kilogram.
Jenny menjelaskan bahwa kenaikan harga telur di pasaran disebabkan oleh biaya distribusi yang lebih tinggi. Meskipun harga telur mengalami kenaikan, ia menyebutkan bahwa lonjakan harga ini tidak terlalu signifikan karena permintaan telur selama bulan puasa biasanya tidak terlalu meningkat drastis.
“Pedagang menaikkan harga telur karena ada biaya distribusi. Namun, kenaikannya tidak terlalu banyak, sebab permintaan pada bulan puasa tidak selalu melonjak,” ujar Jenny.
Selain itu, Jenny juga menjelaskan bahwa harga pakan ternak hingga saat ini masih stabil, meskipun sempat terjadi krisis jagung pada akhir tahun 2023 yang menyebabkan harga pakan ternak melambung. Krisis jagung tersebut membuat peternak mengurangi produksi mereka.
“Namun, selama tahun 2024 ini, peternak sudah mulai melakukan pemulihan kandang dan produksi mulai stabil kembali,” tambahnya.
Jenny juga memastikan bahwa stok telur selama Ramadan dan hingga Hari Raya Idul Fitri akan aman. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir meski ada operasi pasar murah yang dilaksanakan di beberapa tempat.
“Stok telur aman selama Ramadan dan menjelang Idul Fitri, jadi masyarakat tidak perlu khawatir meski ada operasi pasar murah,” tandasnya.
Sebelumnya, Menjelang Natal dan tahun baru (Nataru) 2025, sejumlah komoditas di Bandarlampung mengalami kenaikan harga, termasuk telur dan cabai. Kenaikan ini terlihat di pasar-pasar tradisional seperti Pasar Tugu dan Pasar Wayhalim pada Jumat (13/12).
Harga telur ayam ras yang sebelumnya Rp26.000 per kilogram, kini naik menjadi Rp30.000. Selain itu, harga cabai merah yang semula berada di angka Rp22.000 per kilogram, melonjak menjadi Rp35.000.
“Bukan hanya telur, harga cabai merah juga naik. Cabai rawit kini mencapai Rp40.000 per kilogram, sebelumnya hanya Rp34.000. Sedangkan cabai caplak naik menjadi Rp35.000, dari sebelumnya Rp30.000 per kilogram,” ujar Sarmini, salah satu pedagang bahan pokok di Pasar Way Halim.
Sarmini menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah mendekati libur Natal dan Tahun Baru.
“Untuk telur, kami mendapat informasi dari agen bahwa harga naik, entah karena pasokan pakan kurang atau ada faktor lainnya. Sedangkan untuk cabai, cuaca yang kurang baik seperti sering hujan dan gelombang besar yang menyebabkan kapal jarang datang, mempengaruhi pasokan,” ungkapnya.
Akibat kenaikan harga ini, para pembeli yang biasanya membeli dalam jumlah banyak, kini mulai mengurangi jumlah pembeliannya.
“Biasanya mereka beli satu atau dua kilo, sekarang hanya setengah kilo saja. Begitu juga dengan cabai,” ujar Sarmini.
Dirinya juga memprediksi bahwa kenaikan harga beberapa komoditas ini akan berlanjut hingga beberapa bulan ke depan, terutama menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
“Saya rasa harga akan terus naik hingga bulan puasa nanti, karena jaraknya juga tidak begitu lama,” tandasnya.
Dengan adanya kenaikan harga ini, masyarakat diharapkan lebih bijak dalam berbelanja dan tetap mengutamakan kebutuhan pokok yang mendesak. Sebelumnya Harga daging ayam potong di pasar tradisional, khususnya di Pasar Kangkung, Telukbetung, Bandarlampung, belum mengalami kenaikan signifikan menjelang Natal dan tahun baru 2024. Namun, para pedagang memperkirakan harga ayam terus naik menjelang akhir tahun.
Susmantri, salah seorang pedagang daging ayam di Pasar Kangkung, mengatakan harga ayam potong saat ini per ekornya berkisar Rp35.000 hingga Rp40.000, tergantung ukuran ayam.
“Harga ayam ukuran besar saat ini Rp 40.000 per ekor, sementara ayam dengan ukuran lebih kecil harganya Rp 35.000 per ekor,” kata Susmantri.
Menurutnya, harga daging ayam ini telah mengalami kenaikan sejak tiga bulan terakhir, dari sebelumnya yang berkisar antara Rp 30.000 hingga Rp 35.000 per ekor.
Susmantri juga memperkirakan kenaikan harga akan semakin terasa menjelang Natal dan Tahun Baru, yang biasanya diikuti dengan peningkatan permintaan.
“Kenaiakan harga ayam ini sudah terjadi sejak tiga bulan lalu, dan kami memperkirakan harga akan terus naik menjelang Natal dan Tahun Baru,” jelasnya.
Para pedagang di Pasar Kangkung berharap harga daging ayam dan bahan pokok lainnya tidak terus meningkat menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, karena saat ini pembeli mengalami penurunan akibat harga yang semakin tinggi.
(gds/c1/abd)