Implementasi PSAK 117 Tak Berpengaruh Signifikan terhadap Kinerja Perusahaan Asuransi

RADAR - BACA KORAN--

”Mereka membantu menilai klaim medis yang kompleks, mendeteksi potensi fraud, serta memberikan rekomendasi terkait risiko kesehatan calon tertanggung,” terang Ogi Prastomiyono.

 

Di sisi lain, MAB menjalin kerja sama dengan penyedia layanan kesehatan untuk memastikan kualitas layanan bagi pemegang polis. Dengan keahlian dokter spesialis dan profesional medis lainnya, MAB membantu perusahaan asuransi menjaga keseimbangan antara profitabilitas dan perlindungan nasabah.

 

”Apabila dijalankan dengan baik, MAB akan membantu perusahaan untuk efisiensi klaim kesehatan. Dan apabila memungkinkan MAB tidak harus dimiliki per perusahaan, bisa bersifat sharing,” tandas Ogi.

Industri asuransi umum mencatatkan kerugian sebesar Rp10,13 triliun pada 2024. Padahal, di tahun sebelumnya membukukan laba sebesar Rp7,8 triliun. Penurunan laba ini mencapai 197,8 persen secara tahunan. Hal ini dipengaruhi dua faktor utama yaitu kenaikan beban klaim dan kenaikan cadangan premi.

 

Sepanjang 2024, PT Great Eastern General Insurance Indonesia (GEGI) mencatatkan aset sebesar Rp1,5 triliun. Gross written premium tumbuh 18,7 persen year-on-year (YoY) mencapai Rp866 miliar. Dengan ekuitas sebanyak Rp560 miliar dengan risk-based capital (RBC) yang tinggi sebesar 348 persen. Alhasil, perusahaan berhasil meraih laba bersih setelah pajak sebesar Rp52 miliar.

 

Di tengah kinerja industri yang merosot, GEGI Indonesia sangat memperhatikan risk profile. Terutama risiko yang loss ratio tinggi. (jpc/c1)

 

Tag
Share