Hotman Paris Minta Kapolri Tindak Tegas Penjarakan Razman Nasution dan Firdaus Oiwobo

Hotman Paris mendesak Kapolri untuk segera menindak tegas Razman Nasution dan Firdaus Oiwobo terkait tuduhan tindakan merendahkan wibawa Hakim dengan sebutan 'koruptor'.-Disway-
JAKARTA, RADAR LAMPUNG - Hotman Paris mengkritik keras tindakan Razman Nasution dan Firdaus Oiwobo yang diduga meneriaki Majelis Hakim dengan sebutan 'koruptor'. Menurut Hotman, tindakan tersebut harus segera ditindak tegas karena merendahkan wibawa hakim dan merusak citra lembaga peradilan.
Hotman Paris juga menyatakan bahwa kedua pelaku seharusnya segera dipenjarakan, karena perbuatan mereka dinilai sangat merusak citra hukum dan integritas lembaga peradilan, apalagi jika disebarluaskan melalui siaran langsung di media sosial seperti TikTok.
"Yang disiarkan secara live, dari awal sidang sampai akhir, termasuk kata-kata 'koruptor!' Pasti ada lagi kata-kata yang tidak pantas diucapkan oleh istrinya Razman. Dan juga, saat penyidik melihat Firdaus naik ke meja, tidak ada yang memaksa, itu sukarela," ujar Hotman Paris di Bareskrim Polri, Senin (17/2/2025).
Hotman juga mengimbau Kapolri, Listyo Sigit Prabowo, untuk menindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku. Ia menyarankan penerapan Pasal 335 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan, karena itu bisa menjadi dasar penahanan.
BACA JUGA:Hakim Tolak Permohonan Praperadilan Hasto Kristiyanto, Yudi Purnomo: Tidak Ada Kriminalisasi
"Pasal 335 itu adalah salah satu pasal yang bisa digunakan untuk penahanan karena perbuatan tidak menyenangkan," tambahnya.
Hotman menekankan bahwa menurut KUHP, meskipun ancaman pidananya di bawah lima tahun, namun karena pelanggaran tersebut merusak citra lembaga hukum, maka penahanan tetap bisa diterapkan.
"Menurut KUHP, meskipun ancaman pidananya di bawah lima tahun, namun dikecualikan untuk penahanan," ujarnya.
Hotman Paris menilai jika Razman Nasution dan Firdaus Oiwobo tidak segera ditahan, maka hal ini dapat merusak wibawa Hakim dan marwah hukum di Indonesia.
"Jika mereka tidak ditahan, wibawa Hakim dan marwah hukum serta marwah pengadilan akan sangat luntur," pungkas Hotman. (disway/abd)