Yakult Dukung Program Makan Bergizi Gratis dengan Seminar Shokuiku

Presdir PT Yakult Indonesia Persada Hiroshi Kawaguchi memberikan sambutan dalam acara seminar Shokuiku di Westin Hotel Jakarta, 13 Februari 2025. -Foto Taufan/Radar Lampung-
Yakult Dukung Program Makan Bergizi Gratis dengan Seminar Shokuiku
JAKARTA, RADAR LAMPUNG - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi direalisasikan sejak 6 Januari 2025 setelah melalui masa uji coba dan evaluasi. Meski diterapkan secara bertahap, inisiatif ini menjadi perwujudan janji kampanye Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Dengan sinergi antara berbagai pemangku kepentingan, program ini diharapkan dapat mewujudkan visi INDONESIA EMAS 2045.
Sebagai bagian dari dukungan terhadap program ini, PT Yakult Indonesia Persada menggelar seminar Shokuiku pada 13 Februari 2025 di Westin Hotel Jakarta.
Seminar ini bertujuan untuk memberikan edukasi tentang pentingnya pola makan seimbang, sebuah konsep yang telah diterapkan di Jepang selama lebih dari 80 tahun melalui program makan siang sekolah, Shokuiku.
"Dalam situasi ini, penting bagi masyarakat, terutama ibu hamil dan anak-anak, untuk mendapatkan edukasi tentang makanan bergizi dan mengonsumsinya dengan benar," ujar Presiden Direktur PT Yakult Indonesia Persada, Hiroshi Kawaguchi, dalam sambutannya, Kamis (13/2).
Yakult sebelumnya juga ikut dalam uji coba program makan bergizi gratis di beberapa sekolah dengan membagikan produk kepada murid-murid sambil memberikan edukasi tentang pola hidup sehat dan fungsi usus.
Untuk memperkaya wawasan, Yakult menghadirkan Prof. Naomi Aiba dari Kanagawa University Jepang, yang kerap memberikan edukasi tentang program makan siang sekolah di Jepang, baik dalam skala lokal maupun internasional.
Seminar ini mendapat apresiasi dari Wakil Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari. Ia menyoroti percepatan target Program Makan Bergizi Gratis, yang awalnya direncanakan mencapai 100 persen atau 83 juta penerima pada tahun 2029, namun kini ditargetkan rampung pada akhir 2025. "Ini adalah target yang sangat luar biasa," ujarnya.
Qodari juga menyatakan dukungannya terhadap edukasi yang dilakukan oleh Yakult, dengan harapan Indonesia dapat belajar dari negara-negara yang telah lebih dulu menjalankan program makanan bergizi gratis.
Dalam acara ini, Deputi Promosi dan Kerja Sama Badan Gizi Nasional, Dr. Drs. Nyoto Suwignyo, memberikan informasi lebih mendalam tentang regulasi dan target pemerintah terkait program tersebut. Selain itu, akademisi dari IPB, Prof. Made Astawan, turut menyampaikan perspektif dari sisi teknologi pangan.
Di penghujung acara, Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Pangan Olahan BPOM, Ema Setyawati, S.Si, Apt, ME, membawakan materi tentang "Dukungan BPOM dalam Program Makanan Bergizi Gratis." Kehadiran berbagai pemangku kepentingan, termasuk kementerian, asosiasi, pendidik, dan jurnalis dari berbagai platform media, semakin memperluas jangkauan edukasi yang diberikan melalui seminar ini. (*)