UNIOIL
Bawaslu Header

Cuaca Ekstrem Landa Perairan Bandar Lampung, Puluhan Bagan Kambang Nelayan Rusak dan Berharap Bantuan Pemkot

Puluhan bagan kambang nelayan di pesisir Teluk Betung Timur rusak akibat cuaca ekstrem dan angin kencang, membuat mereka tidak bisa melaut dan berharap adanya bantuan dari Pemkot Bandar Lampung. – LEO DAMPIARI/RLMG--

BANDAR LAMPUNG, RADAR LAMPUNG – Cuaca ekstrem dan angin kencang yang melanda perairan pesisir Teluk Lampung dalam beberapa pekan terakhir menyebabkan puluhan nelayan di daerah tersebut tidak bisa melaut. Bagan kambang atau derigen milik mereka rusak parah, dan banyak yang kini terpaksa menghentikan mata pencahariannya.

Kondisi cuaca yang tidak bersahabat ini sangat dirasakan oleh para nelayan, seperti yang terjadi di pesisir Kampung Nelayan Cungking, Kota Karang, Teluk Betung Timur. Sejak hampir sebulan lalu, mereka tidak bisa melaut dan kehilangan pendapatan yang biasa mereka peroleh dari hasil tangkapan ikan.

Enzah, salah satu nelayan yang bagannya rusak akibat diterjang angin kencang, mengaku hanya bisa pasrah. "Bagan saya hancur karena angin kencang, sekarang saya dan nelayan lainnya hanya bisa menunggu cuaca kembali normal," ujar Enzah dengan nada pasrah.

Dengan kerusakan pada bagan, para nelayan terpaksa berhenti mencari ikan, yang berarti mata pencaharian mereka pun terputus. Mereka berharap Pemerintah Kota Bandar Lampung dapat memberikan bantuan untuk memperbaiki bagan-bagan yang rusak, agar mereka bisa kembali melaut.

Pantauan di pesisir Teluk Betung Timur menunjukkan bahwa para nelayan yang bagannya rusak hanya bisa bersandar di pantai, menunggu cuaca kembali membaik. Mereka berharap agar bantuan dan solusi segera datang untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi.

BACA JUGA:Raden Adipati Surya Jadi Ketua ICMI Waykanan

Sebelumnya, Cuaca buruk yang melanda hampir seluruh perairan Lampung menyebabkan dampak besar terhadap kehidupan nelayan. 

Seperti yang dialami oleh ratusan nelayan bagan congkel di Kelurahan Kota Karang, Teluk Betung Timur, Bandar Lampung.

Akibat ombak besar dan angin kencang, para nelayan di wilayah ini terpaksa tidak melaut. 

Ketinggian ombak yang mencapai lebih dari 3 meter dinilai sangat berbahaya bagi keselamatan mereka. 

“Mau bagaimana lagi, kami tidak berani melaut karena ombaknya terlalu tinggi. Keselamatan kami terancam,” ujar Azis, salah seorang nelayan bagan congkel.

Karena tidak bisa melaut, para nelayan hanya bisa pasrah dan mencari penghasilan alternatif. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, mereka terpaksa menerima upah pembuatan jaring dari nelayan lain yang masih bisa bekerja.

 “Kami sudah lebih dari dua minggu tidak melaut. Untuk bertahan hidup, kami terpaksa menerima pekerjaan sampingan membuat jaring,” ungkap Junaidi, nelayan bagan lainnya.

Pantauan di lokasi pesisir Teluk Betung menunjukkan bahwa meskipun ada beberapa nelayan yang berani turun ke laut, sebagian besar masih menunggu cuaca kembali normal. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan