Awal Tahun, Ratusan Warga Kota Metro Terjangkit DBD
Penyebaran DBD meningkat di Kota Metro dengan lebih dari 100 kasus pada Januari 2025. Pihak puskesmas mengintensifkan pencegahan melalui 3M Plus dan pembagian abate. -FOTO RLMG -
METRO - Dinas Kesehatan Kota Metro melaporkan peningkatan signifikan kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Bumi Sai Wawai.
Kepala Diskes Metro Eko Hendro Saputro melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Verawati Nasution menyatakan, sejak awal Januari hingga 30 Januari 2025 tercatat 117 warga terjangkit DBD. Kasus terbanyak terjadi di Yosodadi, Metro Timur, dengan 21 warga yang terinfeksi.
“Kasus DBD di bulan Januari cukup tinggi. Di Puskesmas Yosodadi tercatat 21 kasus, menjadikannya sebagai lokasi dengan jumlah kasus terbanyak,” jelas Vera.
Peningkatan kasus DBD ini diperkirakan disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, ditambah dengan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Untuk itu, pihak Dinas Kesehatan Kota Metro mengimbau agar masyarakat lebih aktif dalam menjaga kebersihan di sekitar lingkungan tempat tinggal.
“Kami mengimbau masyarakat di Kota Metro untuk lebih proaktif dalam memberantas sarang nyamuk (PSN),” tambah Vera.
Sebagai langkah pencegahan, Puskesmas di Metro telah melakukan program 3M Plus, yang meliputi kegiatan pemantauan dan pengendalian sarang nyamuk, termasuk di lingkungan sekolah-sekolah.
“Puskesmas juga telah membagikan abate kepada masyarakat untuk ditaburkan di penampungan air yang terbuka guna mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti,” ungkap Vera.
Dengan upaya pencegahan yang lebih intensif, diharapkan penyebaran penyakit DBD dapat ditekan dan tidak semakin meluas.
Kasus demam berdarah dengue (DBD) masih terus terjadi di Mesuji. Selama Januari tercatat telah terjadi 52 kasus, dan satu orang di antaranya meninggal dunia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Mesuji, Suyono mengatakan cuaca yang terjadi tahun ini menjadi salah satu penyebab meningkatkan kasus DBD.
“Kasus DBD dialami semua umur mulai anak-anak, remaja dan orang tua,” ujarnya, saat dikonfirmasi pada Jumat 31 Januari 2025.
Dia menambahkan selain faktor cuaca, peningkata kasus DBD juga disebabkan masih kurangnya upaya masyarakat menjaga lingkungan sekitar rumah.
“Kami meminta agar masyarakat tetap selalu rutin menguras bak air, menutup, mengubur (3M) dan pemberantasan sarang nyamuk serta menjaga pola hidup sehat dan bersih (PHBS). Peningkatan jentik nyamuk masih banyak ditemukan di dalam rumah, dispenser, gantungan pakaian, lubang pagar bambu dan yang lainnya,” ujarnya.
Untuk pengendalian DBD, lanjut dia, Dinkes tidak bisa bekerja sendiri dan harus melibatkan masyarakat.