Cap Go Meh: Puncak Perayaan Imlek yang Penuh Makna dan Harapan

Cap Go Meh bukan hanya penutup perayaan Imlek, tetapi juga momen penuh doa dan harapan untuk masa depan yang lebih baik. -FOTO IST-
RADAR LAMPUNG - Setelah gegap gempita perayaan Tahun Baru Imlek, masyarakat Tionghoa merayakan Cap Go Meh, yang menjadi puncak dari rangkaian perayaan besar tersebut.
Cap Go Meh berlangsung pada malam ke-15 setelah Tahun Baru Imlek, dan bukan hanya menjadi momen penutup, tetapi juga simbol dari doa, syukur, dan harapan untuk masa depan.
Di berbagai negara, termasuk Indonesia, Cap Go Meh selalu dinanti sebagai malam penuh kebersamaan dan kegembiraan.
BACA JUGA:Filosofi Lampion Sebagai Simbol Kebahagiaan dan Harapan
Perayaan ini berakar dari masa pemerintahan Dinasti Han pada abad ke-17, yang awalnya merupakan ritual penghormatan kepada Dewa Thai Yi, dewa tertinggi di langit.
Seiring waktu, tradisi ini berkembang dan menyebar ke berbagai negara dengan variasi perayaan yang unik. Cap Go Meh melambangkan rasa syukur atas berkah dan rezeki yang diterima selama tahun baru, serta harapan untuk masa depan yang lebih baik. Nilai-nilai kebersamaan, rasa syukur, dan harapan baru sangat kental dalam perayaan tersebut.
Di Indonesia, Cap Go Meh dirayakan dengan berbagai tradisi unik. Salah satunya adalah festival lampion, di mana ribuan lampion berwarna-warni menghiasi jalanan, melambangkan harapan, keberuntungan, dan kebahagiaan.
Selain itu, pertunjukan Barongsai dan Liong (tarian naga) juga menjadi bagian penting dari perayaan, dipercaya dapat mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan.
Di Tiongkok, perayaan Cap Go Meh dikenal sebagai Festival Lampion (Yuan Xiao Jie). Masyarakat menghias rumah dan jalan dengan lampion, serta menikmati hidangan khas seperti yuanxiao atau tangyuan, bola ketan manis yang melambangkan kebersamaan dan kesatuan keluarga.
Di Malaysia dan Singapura, Cap Go Meh juga dirayakan dengan meriah. Tradisi unik seperti melempar jeruk ke laut oleh para wanita lajang, dengan harapan menemukan jodoh, menjadi daya tarik tersendiri.
Perayaan ini juga diwarnai dengan pertunjukan seni dan budaya Tionghoa, seperti barongsai dan lain-lain.
Makanan memainkan peran penting dalam perayaan Cap Go Meh. Di Indonesia, terdapat hidangan khas seperti lontong Cap Go Meh, yang merupakan perpaduan budaya Tionghoa dan Indonesia. Hidangan ini melambangkan harmoni dan keberuntungan, dengan berbagai elemen seperti opor ayam, sambal goreng hati, dan telur pindang.
Cap Go Meh bukan sekadar penutup rangkaian perayaan Imlek, tetapi juga momen refleksi spiritual dan kebersamaan keluarga.
Dengan berbagai tradisi dan makna yang terkandung di dalamnya, Cap Go Meh menjadi simbol harapan, keberuntungan, dan kebahagiaan bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia. Perayaan ini mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga tradisi, merayakan kebersamaan, dan selalu berharap untuk masa depan yang lebih baik. (disway/abd)