Rugi Rp14,7 T, Perusahaan Kendaraan Listrik Canoo Bangkrut

Canoo LV.--FOTO CARSCOOPS.COM
JAKARTA - Perusahaan kendaraan listrik asal Amerika Serikat, Canoo, mengajukan kebangkrutan dan segera menghentikan operasinya. Kerugian perusahaan ini pun membengkak hingga USD900 juta atau setara dengan Rp14,7 triliun.
Seperti dilansir dari Carscoops, Senin (20/1), situs web Canoo pun tampaknya telah ditutup. Sebab, saat ini telah dialihkan ke halaman investor yang menandakan berakhirnya operasi.
Awalnya, perusahaan ini didirikan pada 2017 sebagai Evelozcity, perusahaan ini berganti nama menjadi Canoo pada 2019 dan meluncurkan prototipe "Lifestyle Vehicle" miliknya. Namun, seperti yang umum terjadi pada perusahaan rintisan kendaraan listrik, Canoo tidak bisa menghindari kesalahan fatal yaitu menghabiskan uang lebih cepat daripada mengumpulkannya.
Perusahaan ini tak menghasilkan pendapatan pada 2022 dan hanya sekitar USD900.000 pada 2023. Sekitar sepertiganya pun berasal dari Oklahoma yang membeli tiga van listrik buatan lokal.
Sementara itu, Canoo mengalami kerugian lebih dari USD900 juta (Rp14,7 triliun) antara 2022 dan pertengahan 2024. Rinciannya, USD488 juta pada 2022, USD303 juta pada 2023, dan USD118 juta lainnya pada paruh pertama 2024.
Dalam pengajuan kebangkrutannya, Canoo mengungkapkan bahwa mereka berutang kepada kurang dari 49 kreditor, dengan kewajiban berkisar antara USD10 juta hingga USD50 juta dengan aset yang kurang dari USD50.000.
Masalah keuangan Canoo bukanlah rahasia. Hanya beberapa minggu sebelum mengajukan kebangkrutan, perusahaan tersebut memberhentikan sementara para pekerja dan menutup operasi di fasilitasnya di Oklahoma, yang menurut seorang mantan karyawan tak pernah memproduksi satu pun kendaraan.
Canoo sangat berharap untuk mendapatkan bantuan keuangan dari program pinjaman Departemen Energi AS, tetapi upaya tersebut tidak berhasil. Selanjutnya, perusahaan tersebut mencoba mencari dana ke pasar internasional, tetapi tidak menemukan peminat di sana juga.