Guru PAUD Belum S-1 Capai 59 Persen
BALI - Lebih dari separo guru pendidikan anak usia dini (PAUD) masih belum memenuhi kualifikasi. Dari 400 ribu guru PAUD di Indonesia, baru 41 persen yang merupakan lulusan S-1.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek Nunuk Suryani mengungkapkan banyaknya guru PAUD yang belum memenuhi kualifikasi dan kompetensi ini imbas dari tumbuh suburnya sekolah PAUD sebelumnya. Pendirian ini membuat guru yang direkrut banyak yang belum sesuai peraturan yang ada.
”Kualifikasinya itu S-1 atau D-4, kompetensinya adalah memiliki sertifikasi pendidik,” ujar Nunuk ditemui usai membuka Jambore Merdeka Bermain Guru PAUD di Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (5/12).
Karena itu, kata Nunuk, Ditjen GTK melalui Direktorat Guru PAUD dan Pendidikan Masyarakat (PAUD DIKMAS) menyiapkan sejumlah skenario untuk mempercepat pemenuhan kualifikasi dan kompetensi guru PAUD ini. Di antaranya melalui program rekognisi pendidikan lampau (RPL). Di mana, para guru yang sudah memiliki pengalaman mengajar dalam jangka waktu lama akan diberi kesempatan merekognisi hasil pembelajarannya. Setelahnya, mereka diberi kesempatan untuk menuntaskan S-1.
”Direktorat guru PAUD melalui Direktorat PPG akan bekerja sama dengan LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan,) untuk mengakui pengalaman mereka sebagai RPL,” jelas Nunuk.
Dengan terpenuhinya kualifikasi ini, kata Nunuk, akan membuka pintu bagi para guru PAUD mendapat sertifikat pendidik. ’’Mereka bisa mengikuti tes untuk bisa memenuhih spesifikasi sebagai tenaga pendidik sesuai amanat undang-undang. Kalau sudah dapat sertifikat pendidik kan mereka dapat tunjangan profesi. Nah dari situlah kesejahteraan guru PAUD meningkat,” tuturnya.
Program ini, kata Nunuk, rencananya dirilis pada 2024. ’’Detail mekanismenya akan diatur dalam peraturan baru yang tengah digodok saat ini. (jpc/c1/ful)