Cara Hadapi Orang Tua yang Toxic

Reporter: Redaksi |

Editor: Syaiful Mahrum |

Jumat , 17 Jan 2025 - 22:27

-- FOTO PEXELS

Hal yang wajar bagi anak-anak jika menginginkan orang tua mereka menjadi sosok yang penuh kasih dan mendukung seperti yang mereka butuhkan.

Akan tetapi, kenyataannya adalah kamu tidak bisa mengubah orang lain, tidak peduli seberapa besar keinginanmu. Menerima kenyataan ini justru bisa memberi kekuatan.

Alih-alih berupaya mengubah orang tua, lebih baik fokus pada hal-hal yang dapat dikendalikan. Seperti bagaimana kamu merespons perilaku toxic mereka dan sejauh mana kamu memilih melibatkan mereka dalam hidupmu.

Arahkan energimu untuk mengelola harapanmu sendiri dan membuat keputusan yang sehat bagi dirimu. Tetaplah fokus pada perubahan yang bisa dibuat.

Perhatikan Seberapa Banyak yang Dibagikan

Sangat penting untuk menyadari seberapa banyak kamu berbagi dengan orang tua yang toxic. Apabila kamu terlalu terbuka, mereka mungkin menggunakan informasi tersebut untuk melawan mu atau membuat dirimu merasa lebih buruk.

Dengan lebih hati-hati untuk memilih apa yang dibagikan, maka kamu melindungi diri dari stres dan kekecewaan.

cara hadapi orang tua yang toxic                            menghadapi orang tua toxic memang sangat sulit. tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh perilaku mereka bisa mempengaruhi keputusanmu, bahkan mungkin membuatmu memilih tidak berhubungan sama sekali dengan mereka.
 
di sisi lain, ada kemungkinan kamu ingin bekerja sama dengan mereka dan membangun hubungan yang lebih sehat.
 
apa pun pendekatan yang dipilih, hal terpenting adalah membuat keputusan terbaik dan paling sehat bagi dirimu berdasarkan kebutuhan emosional dan kesejahteraan pribadi.
 
dilansir dari choosingtherapy.com, berikut beberapa cara menghadapi orang tua yang toxic supaya tidak memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental dan fisik.
 
 
yakin perasaan dan pengalamanmu valid
 
jika kamu dibesarkan oleh orang tua yang toxic, kamu mungkin sering merasa ragu tentang pikiran atau perasaanmu sendiri terkait masa kecil dan dinamika keluarga yang tidak sehat.
 
kamu mungkin dibiasakan merasa bahwa emosimu salah atau tidak valid. namun, kamu harus paham bahwa apa pun yang kamu pikirkan dan rasakan merupakan pengalaman pribadimu yang sah dan layak dihargai.
 
meskipun keluargamu mungkin tidak dapat memberikan dukungan atau pengakuan terhadap perasaanmu, tetapi kamu tetap punya kemampuan mengakui dan menghargai pengalaman tersebut bagi diri sendiri.
 
mengakui perasaanmu sendiri adalah langkah penting untuk proses penyembuhan dan pemahaman diri.
 
 
tetapkan dan patuhi batasan yang sehat
 
batasan dibuat guna melindungi semua pihak yang terlibat dalam sebuah hubungan. batasan ini sangat penting. jenis batasan yang ditentukan dengan orang tua akan bergantung pada kondisi spesifik mu, seperti membatasi pertemuan dengan orangtua menjadi sekali seminggu.
 
 
selain itu, kamu perlu mengkomunikasikan batasan tersebut dengan jelas, penuh rasa hormat, dan tetap tegas, walau orang lain mungkin menolaknya.
 
 
berhenti mencoba mengubah mereka
 
hal yang wajar bagi anak-anak jika menginginkan orang tua mereka menjadi sosok yang penuh kasih dan mendukung seperti yang mereka butuhkan.
 
akan tetapi, kenyataannya adalah kamu tidak bisa mengubah orang lain, tidak peduli seberapa besar keinginanmu. menerima kenyataan ini justru bisa memberi kekuatan.
 
alih-alih berupaya mengubah orang tua, lebih baik fokus pada hal-hal yang dapat dikendalikan. seperti bagaimana kamu merespons perilaku toxic mereka dan sejauh mana kamu memilih melibatkan mereka dalam hidupmu.
 
arahkan energimu untuk mengelola harapanmu sendiri dan membuat keputusan yang sehat bagi dirimu. tetaplah fokus pada perubahan yang bisa dibuat.
 
perhatikan seberapa banyak yang dibagikan
 
sangat penting untuk menyadari seberapa banyak kamu berbagi dengan orang tua yang toxic. apabila kamu terlalu terbuka, mereka mungkin menggunakan informasi tersebut untuk melawan mu atau membuat dirimu merasa lebih buruk.
 
dengan lebih hati-hati untuk memilih apa yang dibagikan, maka kamu melindungi diri dari stres dan kekecewaan.
 
tindakan ini menjadi cara untuk menetapkan batasan demi menjaga keamanan emosional mu. kamu tidak perlu memberi tahu mereka segala hal, terutama jika kamu tahu mereka tidak akan memberikan dukungan atau akan bereaksi negatif.
 
misalnya, kamu bisa memilih menghindari topik tertentu, seperti kehidupan cinta atau pandangan politik mu.
 
melakukan perawatan diri
 
merawat diri sendiri menjadi hal yang sangat penting, terutama saat berinteraksi dengan orang tua yang toksik. ini seperti memastikan bahwa kamu menjaga diri sendiri dengan baik, sehingga kamu memiliki energi dan ketahanan dalam menghadapi segala tantangan yang muncul.
 
merawat diri dapat melibatkan berbagai kegiatan, mulai dari berlatih mindfulness, berolahraga, mengejar hobi, hingga memberikan waktu beristirahat yang cukup.
 
semua kegiatan ini berfungsi guna memulihkan energi, mengurangi stres, dan membantumu mengelola fluktuasi emosi yang terjadi.
 
usahakan melakukan setidaknya satu aktivitas yang positif dan sehat setiap hari sebagai cara meredakan tekanan dan menjaga kesejahteraan mentalmu.
 
 
ciptakan sistem dukungan sebagai alternatif
 
biasanya, orang tua kita merupakan sumber dukungan yang sangat penting. namun, mempunyai orang tua yang toxic bisa membuat kita merasa terisolasi dan sangat terbebani. maka dari itu, membangun sistem dukungan alternatif sangatlah bermanfaat.
 
teman, mentor, atau pemimpin komunitas bisa memberikan empati dan pengakuan yang mungkin tidak diterima di rumah.
 
memiliki orang-orang yang peduli dan dapat diandalkan dalam hidupmu mampu membantu mengurangi dampak negatif dari perilaku orang tuamu secara teratur.
 
 
peroleh dukungan tambahan jika dibutuhkan
 
terkadang, kamu mungkin merasa kekurangan dukungan saat menghadapi stres akibat berinteraksi dengan orang tua yang toxic.
 
dalam situasi seperti ini, mencari bantuan dari terapis atau konselor bisa sangat membantu. mereka dapat memberikan berbagai alat dan teknik untuk mengelola interaksi serta respons emosional mu.
 
misalnya, seorang terapis bisa mengajarkan strategi komunikasi yang efektif guna menetapkan batasan dengan lebih tegas, atau mengajarkan praktik kesadaran dalam mengurangi stres dan tetap tenang saat menghadapi pertemuan yang sulit.
 
selain itu, mereka dapat membantumu mengidentifikasi dan mengubah distorsi kognitif serta mempraktikkan belas kasih terhadap diri sendiri.
 
 
fokus pada pertumbuhan pribadi
 
menghadapi orang tua yang toxic memang sangat menguras energi, namun tetaplah fokus pada pertumbuhan dan perkembangan dirimu.
 
 
carilah waktu untuk terlibat dalam aktivitas yang mendukung perkembanganmu, baik itu melalui pendidikan, hobi, atau proyek pribadi.
 
dengan berfokus pada kemajuan diri, kamu dapat memperkuat rasa percaya diri dan mengurangi dampak negatif dari perilaku orang tuamu. (jpc)