UNIOIL
Bawaslu Header

Secondary Skin di H House dengan Motif Batik Truntum

--

Memasuki ruang utama, penggunaan elemen kayu banyak direpetisi ke dalam interior. Misalnya, pada langit-langit rumah dan lantai yang memberi kesan hangat. Regi menuturkan, desain hunian itu terinspirasi dari Keraton Jogjakarta dan Ndalem Gamelan.

 

”Untuk H House ini, kami pakai ceiling dari WPC dan lantainya laminated wood yang lebih mudah perawatannya dibandingkan kayu solid karena tidak lembap,” ungkap Regi.

 

Ruang utama, ruang keluarga, ruang makan, dan dapur menyatu tanpa sekat. Dari area itu juga dapat langsung melihat ke taman belakang yang hanya dibatasi pintu folding kaca sehingga pandangan terasa luas. Master bedroom di samping taman mendapatkan view taman belakang.

 

Pada lantai 2, terdapat area belajar yang menjadi satu dengan wardrobe dan storage. Lantai 1 dan 2 saling terhubung melalui pemanfaatan void. Dengan begitu, interaksi antaranggota keluarga tetap dapat terbentuk meski berada di lantai yang berbeda.

 

”Area wardrobe ini menjadi penting untuk menyimpan banyak barang supaya rumah tetap terlihat rapi. Kalau biasanya lemari itu di dalam kamar, di sini kamar hanya untuk tidur. Jadi, semua aktivitas di lakukan di luar kamar,” ujarnya.

 

Pada bagian belakang, terdapat balkon untuk area servis dengan material kaca buram yang ditutup stiker guna menghalau pandangan ke area tersebut. Namun, sinar matahari tetap bisa masuk untuk memberikan tambahan pencahayaan alami. Sebab, cahaya dari balkon depan tersamarkan oleh kisi-kisi. (lai/c6/nor)

 

Highlight

* Material Aluminium

• Secondary skin pada sisi kiri fasad memiliki bentuk unik. Material aluminium di-cutting dengan motif batik tuntrum. Selain menambah estetika, juga memberikan elemen budaya Jawa yang kental.

Tag
Share