UNIOIL
Bawaslu Header

Tantangan Membangun Pariwisata Lampung di 2025

-ILUSTRASI EDWIN/RLMG-

BACA JUGA:Maksimalkan Sektor Pariwisata untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi

Ketiga tantangan yang dihadapi terkait Sumber Daya Manusia (SDM) atau hospitality yang ada di Lampung. “Apa bedanya Bali dengan Lampung misalnya? Kalau kita ke Bali baru turun bandara kita tidak usah pilih angkutan umum yang resmi dari pemerintah. Katakanlah naik taksi atau ojek online. Begitu kita duduk begitu ramahnya pelayanan sopirnya dia seperti gaet tanya bapak berapa lama, tinggal dimana, apa saja agenda bapak, mau makan apa, dia rekomendasi yang mana yabg bagus, mau kemana setelah ini, dan lainnya,” ungkapnya.

“Jadi informasi itu sudah terbangun kesadaran orang untuk berwisata seperti di Bali itu sudah cukup baik walaupun Bali juga mengalami masalah. Tapi berbeda dengan Lampung yang tata kelolanya harus kita tingkatkan dan SDM nya harus kita tingkatkan,” sambungnya.

Lanjut Bobby Irawan, kunci dari pariwisata adalah kenyamanan. Dimana pariwisata adalah bisnis kebahagiaan yang harus diberikan kepada para wisatawan.

“Kita bisnis kebahagiaan pariwisata ini orang harus bahagia turis ini harus bahagia dan nyaman. Kalau belum-belum sudah dibentak, tidak ramah, dan lainnya gimana orang mau datang,” tuturnya.

Menurut Bobby Irawan tiga hal tersebut tantang kedepan dalam membangun pariwisata Lampung kedepan bukan hanya untuk tahun 2025 tapi tahun-tahun kedepan.

“Karena Lampung memiliki potensi yang begitu besar untuk pembangunan pariwisata yang bisa menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi kita,” ucapnya.

BACA JUGA:542 Perusahaan Teknologi PHK 151.484 Karyawan

Disinggung terkait target kunjungan wisatawan tahun 2025, Bobby Irawan menyebut dari bocoran pemerintah pusat Lampung mendapat target sekitar 22 juta kunjungan wisatawan atau naik tiga kali lipat dari target 2024.

“Tapi ini belum ditetapkan baru wacana, dan lainnya karena pemerintah pusat dari Kementerian Pariwisata itu menilai perkembangan kita. Data dari BPS kita terbesar kedua diluar pulau jawa dan bali kunjungan wisata setelah Sumut dalam pergerakan turis domestik,” ungkapnya.

“Kalau ngomong target daerah naik 3 kali lipat. Indikator kinerja saya 7,5 juta. Tapi tahun 2024 baru Oktober sudah 14,7 juta. Sudah lebih dua kali lipat,” tegasnya. (pip/c1/yud)

Tag
Share