Tidak Digaji, Petani Milenial Dapat Penghasilan Rp10 Juta/Bulan
LAHAN PERTANIAN: Areal pertanian di kawasan kaki Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat.-FOTO DERY RIDWANSAH/ JAWAPOS.COM -
JAKARTA – Program Brigade Pangan atau yang populer disebut petani milenial jadi perbincangan di masyarakat. Khususnya terkait informasi iming-iming gaji Rp10 juta per bulan. Kementerian Pertanian (Kementan) meminta masyarakat mencari informasi yang benar dan menghindari risiko penipuan.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Moch. Arief Cahyono menjelaskan hoaks yang banyak ditemukan adalah soal pendaftaran dan gaji Rp10 juta per bulan. Selain itu, ada kabar tidak benar bahwa pemberian bantuan alat mesin pertanian dan pupuk harus membayar imbalan tertentu.
Dia menerangkan metode pendaftaran Brigade Pangan tidak melalui tautan latihanonline.pertanian.go.id atau website lainnya. Website itu hanya digunakan untuk pendaftaran pelatihan petani milenial yang bersifat sementara dan terbatas untuk kegiatan tertentu.
Sementara itu, pendaftaran Brigade Pangan yang diberikan bantuan pengelolaan lahan 200 hektare setiap kelompok diawali dengan pengajuan ke Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). Satu kelompok Brigade Pangan terdiri atas 15 orang. Pendaftaran di BPP itu didampingi penyuluh pertanian tingkat desa. “Selanjutnya, musyawarah dilaksanakan di tingkat desa dengan melibatkan kepala desa dan babinsa untuk menghasilkan kesepakatan, lalu dituangkan di dalam SK kepala desa,’’ jelasnya.
BACA JUGA:Apindo Minta Pemerintah Tunda Kenaikan PPN 12 Persen
Setelah itu, data Brigade Pangan dimasukkan aplikasi Simluhtan untuk memastikan transparansi dan pemantauan oleh pemerintah. Jadi, untuk ikut program tersebut, tidak ada pendaftaran secara individu dan online.
Mengenai gaji Rp10 juta per bulan, dia menegaskan nominal tersebut bukan gaji layaknya penghasilan rutin pegawai. Nominal tersebut adalah estimasi penghasilan rata-rata setiap personel Brigade Pangan dari hasil pertanian.
Dia mengatakan estimasi pendapatan sekitar Rp8,4 miliar per tahun dengan biaya operasional Rp3,94 miliar. Jadi, keuntungan yang didapat sekitar Rp4,46 miliar atau sekitar Rp10 juta setiap bulan untuk masing-masing personel Brigade Pangan.
’’Program ini bukan sekadar upaya meningkatkan produksi pangan,’’ katanya. Tetapi juga menjadi langkah nyata untuk menciptakan ekosistem pertanian yang lebih modern, profesional, dan berkelanjutan. (jpc/c1)