Bawaslu Header

Honda dan Nissan Resmi Mengumumkan Merger

CEO Honda Toshihiro Mibe (kanan).-FOTO REUTERS.COM -

JAKARTA - Produsen otomotif asal Jepang, Honda dan Nissan, resmi mengumumkan merger pada 2026. Merger ini akan menjadi perubahan bersejarah bagi industri otomotif di Jepang.

  CEO Honda Toshihiro Mibe mengakui merger ini tak terlepas dari munculnya produsen-produsen mobil Tiongkok yang mulai mendominasi pasar. Bahkan, kendaraan listrik yang mereka keluarkan juga mengancam produsen mobil lawas yang telah lama mendominasi di dunia.

 “Munculnya produsen mobil Tiongkok dan pemain baru telah mengubah industri mobil secara signifikan. Kita harus membangun kemampuan untuk bersaing dengan mereka pada tahun 2030, kalau tidak kita akan kalah,” kata Mibe seperti dilansir dari Reuters, Rabu (25/12/2024).

Karena itu, Honda dan Nissan berusaha menyatukan sumber daya yang dimiliki yakni pengetahuan, bakat, dan teknologi untuk menghadapi perubahan yang menantang pada industri otomotif di Jepang.

 BACA JUGA:Satu Keluarga Tewas Tertimbun Longsor di Tarakan Kalimantan Utara

“Penciptaan nilai mobilitas baru dengan menyatukan sumber daya termasuk pengetahuan, bakat, dan teknologi yang telah dikembangkan Honda dan Nissan selama bertahun-tahun sangat penting untuk mengatasi perubahan lingkungan yang menantang yang dihadapi industri otomotif,” ungkap Mibe dalam keterangan resmi Nissan.

Sementara itu, kedua perusahaan ini akan menargetkan penjualan gabungan sebesar 30 triliun yen (Rp3 kuadriliun) dan laba operasi lebih dari 3 triliun yen (Rp308,4 triliun)melalui potensi merger tersebut. Mereka bermaksud menyelesaikan pembicaraan sekitar Juni 2025 sebelum mendirikan perusahaan induk pada Agustus 2026, saat saham kedua perusahaan akan dihapus dari daftar. 

 Honda yang memiliki kapitalisasi pasar lebih dari USD40 miliar (Rp647 triliun), kira-kira empat kali lipat dari Nissan, akan menunjuk mayoritas dewan perusahaan.

Merger ini akan menciptakan grup otomotif terbesar ketiga di dunia berdasarkan penjualan kendaraan, setelah Toyota dan Volkswagen. Ini juga akan memberikan kesempatan bagi kedua perusahaan dalam menghadapi persaingan ketat dari Tesla dan pesaing Tiongkok yang lebih gesit, seperti BYD.

Selain itu, Mitsubishi Motors yang lebih kecil juga mempertimbangkan untuk bergabung dan akan membuat keputusan pada akhir Januari 2025. (jpc/c1)

 

Tag
Share