Boleh Selalu Memaafkan, Tidak Harus Melupakan
-- FOTO PEXELS.COM
ADA garis tipis antara memaafkan dan melupakan. Memaafkan adalah tindakan kebaikan, sebuah hadiah yang Anda berikan kepada diri sendiri dan orang yang bersalah kepada Anda.
Namun, melupakan? Itu mungkin bukan pilihan bijaksana dalam banyak situasi. Terkadang, kita dihadapkan pada skenario hidup yang memaksa kita untuk memaafkan demi kedamaian hati, tapi tidak boleh melupakan agar tetap belajar dari pengalaman.
Dilansir dari laman Geediting.com pada Jumat (27/12), berikut adalah tujuh situasi di mana memaafkan tapi tidak melupakan menjadi prinsip penting.
1. Pengkhianatan Kepercayaan
Pengkhianatan kepercayaan bisa menjadi pukulan berat. Ketika seseorang yang Anda percayai melanggar batas, rasa sakitnya sulit diabaikan.
Dalam kasus ini, memaafkan berarti melepaskan amarah dan rasa sakit demi kedamaian batin Anda sendiri. Namun, melupakan pengkhianatan ini bukanlah langkah yang bijak.
Mengingat apa yang terjadi adalah cara untuk menjaga diri agar tidak mengulang situasi yang sama. Ini bukan tentang menyimpan dendam, tetapi tentang belajar dan menghindari pengkhianatan serupa di masa depan.