Bawaslu Header

Bikin Ngeri, Ratusan Sampel Virus Mematikan Hilang dari Laboratorium Kesehatan di Australia

-FOTO IST-

JAKARTA, RADAR LAMPUNG – Pemerintah Australia melalui Queensland Health (Departemen Kesehatan Masyarakat) mengumumkan bahwa ratusan sampel virus mematikan tiba-tiba menghilang dari Laboratorium Virologi Kesehatan Masyarakat Queensland.

Menurut laporan yang dilansir dari News.Az, setidaknya ada 323 botol berisi berbagai virus menular, termasuk virus Hendra, Lyssavirus, dan Hantavirus, yang hilang dari laboratorium tersebut.

Virus Hendra sendiri, yang dapat menyebar dari hewan ke manusia, memiliki inang alami berupa kelelawar "flying fox". Pada tahun 1994, virus ini menyebar ke kandang pacuan kuda, menyebabkan kematian seorang pelatih dan 13 kuda. Sejak itu, lebih dari 60 wabah virus Hendra tercatat.

Virus Hantavirus juga dapat menyebar dari hewan ke manusia, meskipun hingga saat ini belum ada kasus yang dilaporkan di Australia.

BACA JUGA:Wajib Tahu! Ini 6 Virus Paling Mematikan di Dunia Sepanjang Sejarah

Sementara itu, Lyssavirus adalah kelompok virus mematikan yang dapat menyebabkan rabies.

Belum diketahui apakah sampel virus tersebut dicuri, dihancurkan, atau hilang akibat kesalahan lainnya.

Pihak berwenang Australia tengah melakukan penyelidikan terkait bagaimana ratusan sampel virus yang berpotensi mematikan bisa hilang dari laboratorium tersebut.

Meski begitu, pihak Queensland Health mengungkapkan bahwa mereka telah menemukan pelanggaran protokol di laboratorium tersebut pada Agustus 2023.

Mereka juga tidak dapat memastikan apakah sampel tersebut dikeluarkan dari penyimpanan yang aman atau dihancurkan tanpa prosedur yang tepat.

BACA JUGA:Kenali Gejala Penyakit Mematikan yang Disebabkan Virus Marburg

Menteri Kesehatan Queensland, Tim Nicholls, menegaskan bahwa meski 323 botol virus tersebut masih hilang, tidak ada risiko bagi masyarakat. Dalam konferensi pers pada 8 Desember 2024.

"Saya ingin menekankan bahwa tidak ada insiden kesehatan masyarakat yang terkait dengan bahan bahan ini," katanya.

"Sejauh ini, kami tidak memiliki bukti adanya peristiwa yang terjadi akibat hilangnya atau rusaknya bahan-bahan ini," lanjutnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan