UIN RIL Persiapkan Laboratorium Halal Berstandar ISO 17025
DISKUSI: UIN RIL menggelar focus group discussion (FGD) dan persiapan ISO 17025 untuk laboratorium halal.--FOTO HUMAS UIN RIL
’’Laboratorium halal tidak hanya berfungsi sebagai layanan pengujian, tapi juga sebagai pusat riset dan pengembangan metode baru. Dengan demikian, UIN RIL dapat menjadi pelopor di bidang ini, khususnya di wilayah Lampung,” kata Tri.
Tri mengingatkan pentingnya tenaga terampil dalam mengelola laboratorium halal. “Ketika kita menangani objek halal, kita harus benar-benar memperhatikan risiko kontaminasi dan pengujian yang sesuai,” jelasnya.
Menurut Tri, laboratorium halal bertanggung jawab untuk memastikan bahwa produk memenuhi standar halal yang ditetapkan oleh otoritas terkait, baik di industri makanan, kosmetik, farmasi, maupun barang konsumsi lainnya.
Tri juga mengungkapkan tantangan besar dalam pengoperasian laboratorium halal, terutama dalam hal biaya. ’’Proses sertifikasi halal bisa sangat mahal. Laboratorium harus terus mempertahankan akreditasi yang mengharuskan adanya surveilans tahunan dari asesor,” ujarnya menjelaskan hal tersebut berbeda dengan akreditasi prodi.
Karena itu, Tri menekankan pentingnya kompetensi dan pelatihan berkelanjutan untuk semua sumber daya yang terlibat dalam laboratorium halal. “Laboratorium tidak hanya berfokus pada layanan, tetapi juga harus mengembangkan riset dan metode pengujian yang relevan,” katanya.
Meski begitu, Tri optimistis bahwa sektor halal menawarkan peluang besar, terutama dengan berkembangnya pasar halal global. Ia berharap UIN RIL dapat memanfaatkan potensi ini dan dapat memimpin dalam pengembangan laboratorium halal di Lampung.
’’Walaupun prospek bisnis saat ini mungkin belum begitu menguntungkan, dengan kerja keras dan kolaborasi yang baik pasti bisa mencapainya,” ungkap Tri. (rls/c1)