Bawaslu Header

Soal Dugaan Money Politics, Ratusan Warga Tuba Ngeluruk Kantor Bawaslu

DEMO: Ratusan massa dari Masyarakat Tulang Bawang Bersatu ngeluruk kantor Bawaslu Tuba.-FOTO M. ZAINAL ARIFIN/RLMG -

Salah satu terduga pelaku, Nurdin, mengaku dirinya disuruh oleh salah seorang koordinator kampung tim pemenangan paslon. ’’Saya diperintah koordinator kampung untuk membagikan uang di amplop. Isinya Rp50.000 untuk 16 orang," ungkapnya.

Nurdin melanjutkan dirinya hanya ditugaskan untuk membagikan. Sementara itu, untuk penerimanya sudah didata oleh tim sebelumnya. Terduga pelaku mengatakan bahwa orang-orang yang diberikan amplop diminta untuk memilih salah satu pasangan calon.

Sementara, kabar ditangkapnya terduga pelaku money politics ini dibenarkan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Tuba Inda Fiska Mahendro. 

Menurut Inda, kasus tersebut tengah ditangani oleh Sentra Gakkumdu Tuba. Saat ini, lanjutnya, Tim Gakkumdu dan Bawaslu masih melakukan kajian awal untuk selanjutnya dilakukan pleno temuan kasus dugaan politik uang ini.

’’Iya (ada oknum warga ditangkap bagi-bagi duit). Masih kajian awal, hari ini diplenokan," ungkap Inda, Senin (25/11).

Terpisah, calon Bupati-Wakil Bupati Tulangbawang nomor urut 2 Qudrotul Ikhwan-Hankam Hasan (Qodham) angkat bicara terkait kasus dugaan money politics di Kampung Trirejo Mulyo. Paslon ini mengaku dirugikan atas diseretnya mereka pada kasus dugaan politik uang tersebut. 

Qudrotul mengaku hal tersebut merupakan salah satu bentuk propaganda negatif. Sebab, pihaknya tidak mengenal sama sekali oknum terduga money politics yang ditangkap warga setempat.

’’Ini bentuk upaya propaganda hitam. Kami tidak mengenal yang bersangkutan sebagai tim pemenangan," katanya, Senin (25/11).

Dia mengaku akan melakukan koordinasi dengan tim pemenangan perihal kasus dugaan money politics yang menyeret nama mereka tersebut. "Kami sedang koordinasi dengan tim," pungkasnya. (nal/c1/yud)

 

Tag
Share