Sejarah Singkat Demokrasi Indonesia
-FOTO DOK KPU/BAKESBANGPOL KULONPROGO-
Tidak ada pasangan yang memperoleh suara lebih dari 50% dalam putaran pertama, sehingga pemilu dilanjutkan ke putaran kedua yang digelar pada 20 September 2004.
Pada putaran kedua, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla berhasil meraih kemenangan dengan perolehan lebih dari 60% suara, mengalahkan pasangan Megawati Soekarnoputri dan Hamzah Haz yang memperoleh sekitar 40% suara.
Dampak Pemilu Langsung terhadap Demokrasi Indonesia
Pemilu langsung pertama ini membawa perubahan signifikan dalam perjalanan demokrasi Indonesia.
Dengan pemilihan presiden yang dilakukan langsung oleh rakyat, pemerintah yang terpilih memiliki legitimasi yang lebih kuat, karena hasilnya mencerminkan kehendak langsung dari rakyat.
Selain itu, pemilu ini juga memperkuat sistem pemerintahan yang lebih transparan dan akuntabel.
Pemilu 2004 juga menjadi titik awal bagi Indonesia untuk melaksanakan pemilihan umum secara langsung pada berbagai tingkat pemerintahan, mulai dari pemilihan legislatif, pemilihan kepala daerah, hingga pemilihan presiden di tahun-tahun berikutnya.
Pemilu langsung pertama di Indonesia pada tahun 2004 menjadi tonggak penting dalam sejarah demokrasi Indonesia.
Momen tersebut menunjukkan komitmen Indonesia untuk melaksanakan pemerintahan yang lebih demokratis dan memberikan suara kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan negara.
Pemilu ini membuka jalan bagi keberlanjutan proses demokrasi yang lebih inklusif, partisipatif, dan lebih mewakili kehendak rakyat Indonesia. (*)