Rumah Perpaduan Elemen Lama dengan Konsep Baru yang Membumi
--
Rumah juga mencerminan jiwa dan kenangan. Bukan sekadar bangunan seperti anggapan pada umumnya. Seperti pada renovasi hunian masa kecil di Jakarta ini yang mempertahankan bagian existing yang sarat nilai sentimental.
KESAN old dan rustic terpancar kuat dari luar hunian di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, itu berdiri sejak 1990-an. Fasadnya merupakan gabungan dari elemen lama dan baru.
”Pembentukan komposisi desain sengaja pada sisi bawah full treatment oleh elemen-elemen baru. Lantai 2 dibiarkan dengan fasad asli untuk menunjukkan harmoni kontras antara elemen lama dan baru,” ujar arsitek Samitrayasa Doddy Aswarie seperti dikutip JawaPos.com.
Konsep membumi menonjolkan tampilan yang jujur dan apa adanya. Maka dipilihlah elemen-elemen material yang terbuka untuk memperlihatkan keindahan material mentah. Ubin terakota yang mencakup bagian fasad dan lanskap rumah menjadi sorotan utama. Pengaplikasiannya dapat ditemukan pada taman teras, dinding fasad, halaman belakang, dan dapur.
”Terakota memberikan kesan kaya akan tekstur dan warna alami. Kombinasi ini dengan elemen beton dan kayu menciptakan kontras yang menarik antara kekerasan dan kehangatan sehingga memperkaya dimensi visual pada desainnya,” lanjut Doddy.
Masuk ke dalam rumah, banyak sentuhan rustic di tiap sudutnya. Desain interiornya dibuat selaras dengan existing rumah lama. Uniknya, kuda-kuda yang menopang atap diekspos tanpa plafon.
”Struktur atap itu sudah ada dari tahun 1990-an. Owner mau mempertahankannya karena cukup sensitif dan sentimental bagi owner. Begitu pun dengan railing-nya, Jadi, sekalian dijadikan artwork,” sambung PIC desain interior Chicco Geraldy.
Lantai 1 terdiri atas ruang tamu, ruang makan, dapur, area servis, dan studio kerja owner. Ruangan dengan skala besar makin terasa lega tanpa adanya penyekatan.
Tim desain mencoba bereksperimen dengan menampilkan ekspresi interior yang kasar dan disatukan dengan furnitur yang polished. ”Misalnya, area belakang yang harusnya tertutup, kami buka. Jalur listriknya juga diperlihatkan, kabel-kabelnya diekspos,” lanjutnya.
Desain interiornya sedikit banyak juga dipengaruhi budaya Jepang dari pengalaman owner tinggal di sana. Hal itu tecermin dari dominasi material kayu dan tata letak ruangnya. Contohnya, area laundry yang berdekatan dengan kamar mandi utama sebagaimana praktik umum di budaya Jepang.
Halaman belakang Terrascape House menyajikan tempat berkumpul yang sejuk dengan nuansa rustic. ”Desain dudukan kami buat banyak leveling untuk mengakali dinding batas bangunan yang tinggi sekaligus menjadi area naik turun dan duduk yang menarik untuk anak-anak bermain,” tambahnya.
Pencahayaan dalam rumah mencerminkan preferensi owner yang tidak terlalu menyukai lampu downlight tertanam di atas plafon. Dengan begitu, hampir seluruh ruangan menggunakan mood light seperti lampu lantai dan lampu meja untuk menciptakan atmosfer yang hangat.
Taman Rustic