Mahfuz Sidik: Indonesia Harus Antisipasi Dampak Kemenangan Trump terhadap Keamanan Asia Pasifik
Mahfuz Sidik menilai Kemenangan Trump dapat memperburuk ketegangan di Asia Pasifik. Karena itu, Indonesia perlu strategi antisipasi.-FOTO IST -
JAKARTA – Mahfuz Sidik, mantan Ketua Komisi I DPR periode 2005–2010, menilai Indonesia perlu mengantisipasi dampak dari kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) terhadap stabilitas kawasan Asia Pasifik. Menurutnya, kemenangan Trump bisa memperburuk ketegangan dalam hubungan AS dengan Tiongkok, yang tidak hanya terbatas pada perang dagang, melainkan juga berpotensi menciptakan konflik-konflik baru di kawasan tersebut.
’’Trump memiliki keinginan kuat untuk melemahkan Tiongkok dan ini tidak hanya terbatas pada masalah dagang, tetapi bisa melibatkan pola-pola konflik lainnya yang berpotensi melemahkan posisi Tiongkok,” ujar Mahfuz Sidik dalam keterangannya, Kamis (7/11).
Ia menambahkan bahwa dampak langsung dari ketegangan antara AS dan China bisa berimbas pada Indonesia, yang dalam beberapa tahun terakhir semakin dekat dengan China dalam hal investasi. “Jika Amerika ingin melemahkan China, maka negara-negara yang berafiliasi atau mendukung China, seperti Indonesia, tentu akan terdampak,” jelasnya.
Mahfuz juga memperingatkan bahwa ketegangan di Asia Pasifik bisa meningkat pasca terpilihnya Trump kembali sebagai Presiden AS, dengan munculnya potensi “hotspot” baru di kawasan ini. Hal ini, menurutnya, dapat menyulitkan Indonesia yang berpotensi menjadi korban dari dampak konflik besar tersebut.
“Kita tidak ingin kawasan Asia Pasifik menjadi medan tempur baru antara negara-negara besar. Ketegangan ini bisa membuat Indonesia kesulitan, dan kita harus siap mengantisipasi agar Indonesia tidak menjadi collateral damage,” tambah Mahfuz.
Selain itu, Mahfuz juga melihat kemenangan Trump membawa dampak bagi isu Palestina, yang semakin terpolarisasi di tingkat internasional. Trump yang dikenal mendukung kebijakan pro-Israel, akan menghadapi tekanan dari masyarakat Muslim di AS, terutama dari komunitas etnis Arab, yang mendukung kemerdekaan Palestina. “Masyarakat Muslim di AS, khususnya dari etnis Arab, banyak yang memberikan dukungan kepada Kamala Harris dan Palestina. Ini adalah tantangan baru bagi diplomasi internasional,” ungkap Mahfuz.
Dia menilai Indonesia harus menghadapinya dengan memperkuat kerjasama internasional yang tidak bergantung pada satu pihak saja, melainkan menciptakan berbagai alternatif aliansi yang lebih inklusif. “Saya mengapresiasi langkah-langkah diplomatik yang sudah dilakukan oleh Presiden Prabowo, yang mulai aktif di berbagai forum internasional. Harapannya, ini dapat mempercepat kemerdekaan Palestina,” tambah Mahfuz.
Pemilihan Presiden AS 2024 berlangsung pada Selasa (5/11) waktu setempat, dengan Donald Trump dan Kamala Harris sebagai kandidat. Trump kemudian mendeklarasikan kemenangannya pada Rabu (6/11) pagi, setelah meraih 277 suara elektoral, melebihi ambang batas 270 suara yang dibutuhkan untuk memenangkan kursi Presiden AS.
Sebelumnya, Donald Trump berhasil meraih kemenangan dalam Pemilihan Presiden AS 2024, mengalahkan rivalnya, Wakil Presiden Kamala Harris, dengan memperoleh 270 electoral votes yang diperlukan untuk memenangkan kursi presiden. Harris hanya mengantongi 224 suara, menurut hasil proyeksi dari Associated Press (AP).
Dilansir dari New York Post, Trump diperkirakan menjadi Presiden Ke-47 Amerika Serikat setelah memenangkan sejumlah negara bagian penting seperti Georgia, Pennsylvania, dan Wisconsin, yang sempat menjadi kekalahan besar baginya pada Pemilu 2020.
Trump, yang kini berusia 78 tahun, menunjukkan kebangkitan politik yang luar biasa setelah membalikkan keadaan dalam kontes Electoral College.
Trump meraih margin kemenangan besar, terutama di antara basis pendukungnya yang berasal dari komunitas pedesaan dan kelas pekerja kulit putih.
Selain itu, ia juga berhasil meraih terobosan signifikan di kalangan pemilih dari kelompok etnis minoritas.
“Amerika sangat membutuhkan pemulihan. Kami akan memperbaiki perbatasan dan semua masalah yang ada di negara ini,” kata Trump dalam pidatonya setelah kemenangan tersebut.