Tujuh BUMN Masih Merugi

RAKER: Menteri BUMN Erick Thohir saat raker dengan Komisi VI DPR RI, Senin (4/11). -FOTO DOK KEMENTERIAN BUMN-
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan dari 47 BUMN, saat ini tercatat 40 BUMN dalam kondisi sehat dan menguntungkan.
Sementara, tujuh BUMN lainnya sedang dalam proses perbaikan atau masih merugi. ’’Masih ada tujuh BUMN yang kita benar-benar harus bekerja keras untuk beberapa tahun ke depan," ungkap Erick Thohir saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Senin (4/11).
BUMN pertama yang masih berjuang untuk meraih untung adalah Krakatau Steel. Pada tahun 2019, kata Erick Thohir, sebenarnya sudah dilakukan restrukturisasi utang, tetapi terjadi insiden kebakaran di pabrik utama perusahaan.
Saat ini sedang dilakukan proses perbaikan dan restrukturisasi utang lanjutan dengan para kreditur.
"Kita sedang mencari jalan dengan melihat kondisi yang terjadi hari ini (setelah kebakaran)," sambung Erick Thohir.
Selanjutnya yang alami kerugian adalah Bio Farma yang disebakan beban impairment vaksin Covid-19.
Indofarma juga telah menyelesaikan proses penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU), sedangkan Kimia Farma sedang dalam proses restrukturisasi kreditur perbankan.
BUMN ketiga yang belum untung yakni Wijaya Karya. Kerugian perusahaan disebabkan oleh beban impairment pada level induk atau proyek-proyek masa lalu dan Wika Realty.
Berikutnya adalah Waskita Karya. Kerugian disebabkan oleh penurunan jumlah kontrak yang tidak bisa menanggung biaya operasional dan beban keuangan yang tinggi. Selanjutnya Jiwasraya yang saat ini sedang tahap likudasi.
Adapun BUMN keenam yang belum untung adalah Perumnas. Kerugian disebabkan oleh perputaran inventory yang masih perlu lebih dioptimalkan.
Dan BUMN yang terakhir yang alami kerugian yaitu PNRI akibat mandat penerbitan berita negara atau tambahan berita negara tidak diwajibkan, sehingga menyebabkan pendapatan rendah dan over leverage.
Sementara Ketua Komisi VI DPR RI Anggia Erma Rini dalam Raker tersebut mengapresiasi pencapaian Kementerian BUMN sepanjang 2020-2023.
Menurutnya, Kementerian BUMN dinilai telah berhasil memperbaiki kinerja yang ditandai dengan menghasilkan dividen sebesar Rp194 triliun, yang mana rata-rata pertumbuhan aset BUMN sebesar 7,8 persen.
Selaras dengan pergantian pemerintahan, ia mendorong Kementerian BUMN tetap konsisten berkontribusi untuk perekonomian nasional demi menyejahterakan masyarakat luas.