Cawagub DKI Jakarta Suswono Dilaporkan ke Bawaslu Terkait Pernyataan “Janda Kaya Nikahi Pemuda Pengangguran”
DILAPORKAN KE BAWASLU: Suswono, cawagub DKI Jakarta, dilaporkan ke Bawaslu atas dugaan penistaan agama terkait pernyataannya yang dinilai kontroversial.-FOTO IST -
JAKARTA - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Suswono dilaporkan ke Sentra Gakkumdu Bawaslu DKI Jakarta atas pernyataannya mengenai ’’janda kaya menikahi pemuda pengangguran”. Laporan ini tercatat dengan Nomor Register 012/PL/PG/PROV/12.00/X/2024 tertanggal 29 Oktober 2024. Suswono diduga melakukan penistaan agama.
Ketua Umum Ormas Betawi Bangkit, David Darmawan, yang bertindak sebagai pelapor menyatakan bahwa pernyataan Suswono dianggap dapat memicu konflik jika tidak ditanggapi secara serius.
“Inilah akibatnya kalau seorang figur publik asal berbicara seperti itu. Bahkan, ada akun YouTube yang menyebarkan narasi ini lebih jauh, yang bisa memicu konflik,” ujar David di Bawaslu DKI Jakarta, Selasa (29/10).
David juga menegaskan bahwa laporan ini bukan terkait politik, melainkan panggilan personal.
“Saya tidak membawa isu pilkada dalam hal ini. Untuk para pendukung Betawi, tidak perlu bingung, karena arahan kami sudah jelas,” katanya.
Sebelumnya, Suswono menjelaskan bahwa pernyataannya soal “janda kaya menikahi pemuda pengangguran” bukan bagian dari program resmi pasangan Ridwan Kamil-Suswono di Pilgub DKI Jakarta 2024.
“Itu hanya kelakar yang saya dengar dalam acara dukungan dari Bang Japar. Saya tegaskan, itu bukan bagian dari program RIDO,” ucap Suswono dalam keterangannya, Selasa (29/10).
Suswono, politisi dari PKS, menambahkan bahwa program RIDO berfokus pada pemberdayaan kelompok rentan, termasuk janda yang kurang mampu. “Kami berkomitmen pada program pemberdayaan kelompok lemah dan rentan,” pungkasnya.
Pernyataan kontroversial Cawagub Jakarta nomor urut 1, Suswono, terkait janda kaya dan pengangguran memicu reaksi keras dari Gerakan Pemuda Ansor DKI Jakarta.
Suswono menyebut janda kaya sebaiknya menikahi pria pengangguran, mirip dengan kisah Khadijah dan Nabi Muhammad.
Pengurus Wilayah GP Ansor DKI Jakarta menilai pernyataan tersebut sangat menyakitkan bagi umat Islam yang menghormati Nabi Muhammad SAW.
“Yang paling fatal, Nabi Muhammad jelas bukan pria miskin dan pengangguran seperti analogi yang disampaikan Suswono,” kata Sulton, Sekretaris PW GP Ansor DKI Jakarta, dalam keterangannya pada Senin, 28 Oktober 2024.
“Kami mengutuk keras pernyataan tersebut dan berencana melaporkannya ke pihak berwajib,” tegas Sulton.
Ia menambahkan bahwa kontestasi Pilkada tidak seharusnya menjadi alasan untuk merendahkan junjungan umat, Nabi Muhammad SAW.