Unila, Itera, dan UIN RIL Komit Jamin Pendidikan Penyandang Disabilitas
SARASEHAN: Sarasehan dan Sosialisasi Penghormatan, Perlindungan, dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas di Sektor Pendidikan di ruang sidang utama Rektorat Unila, Senin (28/10).-FOTO HUMAS UNILA -
BANDARLAMPUNG – Universitas Lampung (Unila), Institut Teknologi Sumatera (Itera), dan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL) memperkuat komitmen pendidikan inklusif bagi penyandang disabilitas. Komitmen ini diwujudkan melalui Sarasehan dan Sosialisasi Penghormatan, Perlindungan, dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas di Sektor Pendidikan di ruang sidang utama Rektorat Unila, Senin (28/10).
Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., I.P.M., ASEAN.Eng. menekankan pentingnya pendidikan tinggi yang inklusif dan berkeadilan. ’’Kami di Unila berkomitmen untuk menjamin akses pendidikan bagi semua lapisan masyarakat, termasuk mahasiswa penyandang disabilitas. Kami telah merumuskan kebijakan yang secara khusus memperhatikan kebutuhan para mahasiswa disabilitas,” katanya.
Prof. Lusmeilia menjelaskan, Unila telah menyediakan layanan pendampingan, alat bantu pembelajaran, dan fasilitas aksesibilitas, seperti jalur khusus, ram, dan lift yang memadai untuk mendukung mobilitas mahasiswa disabilitas di kampus.
Prof. Lusmeilia juga menegaskan tantangan jumlah mahasiswa penyandang disabilitas saat ini menjadi motivasi bagi pihak kampus untuk terus memperkuat sistem dukungan yang inklusif.
BACA JUGA:Unila Susun Pertor tentang Manajemen Laboratorium
Sedangkan Rektor Itera Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha menjelaskan, Itera terdapat Prodi Biomedis yang salah satu fokusnya mengembangkan instrumentasi untuk mendukung para difabel. "Dengan kemajuan teknologi, maka data-data dapat dikonversikan sehingga dapat menjadi alat bantu berkomunikasi," kata Prof. Aryantha.
Meskipun sejauh ini sivitas akademika Itera tidak ada yang difabel, kata Prof. Aryantha, pihaknya akan terus mendukung terhadap program adanya Unit Layanan Disabilitas (ULD). Selain itu, Prof. Aryantha juga menyampaikan akan melakukan riset terkait teknologi dan inovasi yang dapat membantu para difabel dalam mengakses pendidikan.
Sementara Rektor UIN RIL Prof. Hi. Wan Jamaluddin Z., M.Ag., Ph.D. juga menegaskan komitmen UIN RIL untuk menyediakan pendidikan yang inklusif dan berkualitas bagi penyandang disabilitas.
Prof. Wan juga ingin memastikan bahwa mahasiswa penyandang disabilitas yang ada di Lampung bisa mendapatkan fasilitas pendidikan dan belajar seperti mahasiswa lainnya. ’’Akses yang adil dan inklusif bagi penyandang disabilitas harus ada dalam segala aspek kehidupan. Kampus harus menjadi lingkungan yang mendukung dan memudahkan mobilitas mahasiswa disabilitas, sehingga mereka dapat belajar dengan nyaman dan tanpa diskriminasi,” ujarnya.
Prof. Wan juga menyampaikan, UIN RIL telah menyediakan berbagai fasilitas bagi penyandang disabilitas, termasuk jalur khusus, lift, toilet, dan alat bantu belajar. Prof. Wan berharap, langkah ini dapat mewujudkan kampus yang inklusif dan ramah bagi seluruh mahasiswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
BACA JUGA:Wujudkan Satu Data University, Unila Perkuat Koordinasi dan Kerja Sama Tim
Sarasehan ini juga dihadiri Komisioner Komisi Nasional Disabilitas RI Dr. Rachmita Maun Harahap, S.T., M.Sn. dan Kepala LLDikti Wilayah II Irsan Aras, S.T., MKom. Diskusi ini juga diikuti oleh staf khusus dan tenaga ahli Komisi Nasional Disabilitas serta pimpinan PTN/PTS di Bandarlampung.
Irsan Aras menekankan, acara ini perlu diadakan di provinsi lain seperti Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Bangkabelitung. Hal ini agar isu penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak penyandang disabilitas dapat disosialisasikan lebih luas di seluruh wilayah Indonesia. Sementara Rachmita Maun mengajak masyarakat untuk semakin memahami dan menerima perbedaan. ’’Komitmen ini harus menjadi awal menuju kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh masyarakat,” tegasnya.
Rachmita Maun mengapresiasi kerja sama ini sebagai langkah positif dalam mendukung hak pendidikan penyandang disabilitas. ’’Kerja sama ini adalah komitmen kita semua. Di mana semua orang, termasuk disabilitas, bisa mendapatkan pendidikan yang sama. Kami percaya pendidikan adalah kunci untuk membuat para kaum disabilitas lebih maju,” ujarnya.