Ini Tanda Orang Terlalu Memaksa Diri untuk Menjadi Orang Lain
Editor: Syaiful Mahrum
|
Senin , 28 Oct 2024 - 10:33
--FOTO FREEPIK
MAMPU mengekspresikan diri secara lepas dengan perasaan nyaman adalah impian banyak orang. Namun, hal itu tentu tidak bisa dilakukan pada setiap situasi dan kondisi. Sebagai manusia yang waras, kita tentu harus bisa memilah dan menempatkan diri.
Baik secara sengaja ataupun tidak, kebanyakan dari kita pasti pernah menunjukkan sikap yang bukan seperti diri kita. Tidak ada yang salah dengan hal itu, selama masih dalam konteks yang benar dan tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Setiap individu memiliki tingkat energi dan minat yang berbeda dalam mengekspresikan diri, sebagian orang mungkin sudah puas dengan dirinya sendiri dan beberapa di antaranya merasa harus berperilaku seperti tipe orang lain.
Untuk menyenangkan dan mengimbangi energi orang lain, Anda mungkin berusaha menjadi sosok yang sama sekali bukan diri Anda, dan tanpa disadari ini adalah perilaku yang berpotensi merugikan diri Anda sendiri.
Penting untuk kita mengenali perilaku saat melakukannya agar nantinya tidak semakin merugi. Selain itu, hal ini juga akan membantu kita agar berperilaku lebih selaras dengan diri sendiri yang lebih otentik tanpa harus memaksanya menjadi orang lain.
Dilansir dari laman Truity, berikut lima tanda yang menunjukkan bahwa Anda terlalu memaksa diri untuk menjadi orang lain:
Merasa Kelelahan
Kelelahan tidak hanya disebabkan oleh aktivitas fisik, melainkan juga aktivitas mental. Jika Anda selalu merasa kehabisan energi di akhir hari, ini bisa menunjukkan bahwa Anda terus-menerus berperan alih-alih menjadi diri sendiri.
Ketika Anda secara siklus berjuang melawan sifat alami Anda, atau berusaha memproyeksikan citra diri yang Anda kira diharapkan orang lain, setiap tindakan dan kata yang Anda ucapkan tersebut, akan memerlukan usaha dan energi yang ekstra.
Perilaku ini mungkin akan membuat seseorang berada dalam keadaan waspada yang konstan, dan berusaha mempertahankan topeng yang mereka pakai sepanjang hari. Sehingga, mereka akan mengalami pengurasan energi yang serius, yang mengakibatkan mereka kelelahan.
Merasa Khawatir dan Penuh Kewaspadaan
Jika Anda selalu merasa khawatir tentang mengatakan hal yang salah, Anda mungkin sedang menutupi kepribadian asli yang Anda miliki, dan tanpa disadari, perilaku ini dapat menyebabkan Anda mengalami stres dan kecemasan.
Ada begitu banyak kesulitan untuk kita bisa mengekspresikan diri secara lepas, namun berperan menjadi orang lain juga bukanlah hal yang mudah. Jika Anda khawatir tentang popularitas Anda dalam lingkaran pertemanan, maka Anda mungkin perlu memilih teman yang lebih baik yang menghargai Anda apa adanya.
Di samping itu, jika ini terkait dengan mencoba membuktikan diri di tempat kerja, sebaiknya simpan catatan tentang keberhasilan dan pencapaian Anda, sehingga Anda bisa merasa tenang mengetahui bahwa kerja keras Anda membuahkan hasil, daripada terus-menerus khawatir harus membuktikan diri.
Terus-Menerus Mencari Validasi
Jika Anda mendapati diri Anda terus-menerus mencari validasi dari orang lain alih-alih mempercayai insting pribadi, bisa jadi ini adalah tanda bahwa Anda tidak menerima diri Anda yang asli.
Ketika Anda berusaha mengadaptasikan diri pada lingkungan yang tidak sesuai dengan kepribadian asli Anda, Anda mungkin akan mengamati, dan menjadi terlalu fokus pada reaksi orang lain.
Perlu diingat, bahwa meskipun evaluasi diri dan keterbukaan terhadap pertumbuhan itu penting, sangat penting juga untuk mempercayai insting pribadi dan menjadi diri Anda yang sebenarnya. Mengutamakan pendapat orang lain di atas perasaan dan pikiran Anda sendiri, hanya akan memaksa diri Anda untuk berpura-pura menjadi orang lain.
Sengaja Menentang Naluri Alami
Memilih secara aktif untuk melawan apa yang terasa alami dalam diri Anda, bisa menjadi tanda bahwa Anda berusaha terlalu keras untuk cocok dengan pola tertentu. Anda mungkin adalah pribadi yang meragukan diri sendiri, dan ingin dianggap berbeda dari diri Anda yang sebenarnya.
Ketika Anda meragukan insting Anda dan sengaja mengubah respons Anda dari apa yang pertama kali terlintas di pikiran, kemungkinan besar Anda tidak jujur pada diri sendiri. Ini bukan tentang berpikir sebelum berbicara untuk menghindari keputusan yang tergesa-gesa, melainkan usaha yang disengaja untuk mengubah cara Anda tampil, yang pada akhirnya, perilaku ini dapat menimbulkan konflik internal serta ketidaknyamanan.
Sering Menggunakan “Seharusnya”
Jika dialog internal Anda dipenuhi dengan "Saya seharusnya," itu sering menunjukkan bahwa Anda hidup berdasarkan harapan yang tidak sejalan dengan siapa Anda sebenarnya.
Perilaku ini mungkin berasal dari Anda yang merasa tertekan untuk menyesuaikan diri dengan ekspektasi pribadi maupun orang lain, sehingga membuat Anda menekan diri dan membatasi minat yang sebenarnya.
Jika Anda terus-menerus bertindak dengan cara yang berbeda dari diri Anda yang sebenarnya, ini akan menciptakan rasa ketidakotentikan, dan seiring berjalannya waktu, Anda akan merasa bahwa identitas asli Anda terasa seperti sesuatu yang seharusnya tidak Anda ungkapkan atau terima. (jpc)