KKP Akan Rehabilitasi 78.000 Ha Bekas Tambak Udang

SIAP BERDUET: Menteri dan Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono dan Didit Herdiawan Ashaf mengaku siap berduet dalam Kabinet Merah Putih.-FOTO NURUL F./JAWAPOS.COM -

JAKARTA - Menteri dan Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono dan Didit Herdiawan Ashaf mengaku siap berduet dalam Kabinet Merah Putih pimpinan Presiden Prabowo Subianto periode 2024–2029.
 Trenggono mengaku tidak ada pembagian tugas yang spesifik di antara keduanya. Bahkan, setiap gebrakan yang dilakukan merupakan buah dari kerja sama dari keduanya.

Bahkan, ia mengibaratkan duet kepemimpinannya di Kementerian Kelautan dan Perikanan seperti pilot dan co-pilot. Dia juga menyebut, segala program bisa lebih mudah dilakukan karena mandornya ada dua.



"Kalau dulu mandornya satu, saya sendirian, sekarang mandornya ada dua. Jadi lebih enak. Ibarat pilot dan co-pilot kalau saya lagi tidur, gantian co-pilot. Tapi kalau dua-duanya tidur bahaya nanti," kata Trenggono dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (22/10).
 


Salah satu gebrakan yang akan ditorehkan berdua, yakni soal rehabilitasi tambak udang windu seluas 78.000 hektare (ha) yang telah terbengkalai atau idle selama 35 tahun di Pantai Utara Jawa (Pantura).
 
Optimisme ini akan dilakukan karena sudah melihat keberhasilan rehabilitasi 80 ha tambak udang idle menjadi Tambak Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang.
 


BACA JUGA:Semen Hijau Diklaim Rendah Karbon dan Ramah Lingkungan

"Bagaimana rehabilitasi yang sudah 35 tahun nganggur itu  bekas tambak udang di Pantura ada 78.000 ha, jelek bener itu. Itu kalau kita ubah, saya sudah punya modelnya di Karawang, 80 ha dan hasilnya bagus minta ampun. Ini valuenya sudah skala industri," jelasnya.
  


Selain itu, ia juga optimis dengan program rehabilitasi 78.000 ha tambak udang idle ini bisa memberikan dampak ganda atau multiplier effect bagi perekonomian. Salah satunya mampu menciptakan ratusan ribu lapangan pekerjaan.
 
"Kalau itu (tambak udang di Pantura) 78.000 ha kita ubah, bayangkan angkatan kerja berapa ratus ribu, lalu kemudian masyarakat yang tadinya hopeless dengan lahannya yang enggak bisa dipakai budidaya udang windu sekarang punya harapan," ungkap Trenggono.
 
"Itu intervensi negara yang harus dilakukan. Ini saya kira yang salah satunya mengakselrasi ini, berdua ini," ungkapnya. (jpc/c1)


 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan