Pengrajin Pigura di Bandar Lampung Kebanjiran Order Foto Prabowo - Gibran

BANYAK ORDERAN: Pasca Prabowo - Gibran dilantik jadi presiden dan wakil presiden, penjual pigura di Bandarlampung kebanjiran order. -FOTO MELIDA/RADAR LAMPUNG-

BANDARLAMPUNG - Pergantian Presiden Joko Widodo kepada Prabowo Subianto membuat masyarakat Kota Bandar Lampung menaruh harapan besar utamanya dalam perbaikan taraf hidup, Senin, 21 Oktober 2024.

Ya, Weli (68) pengrajin pigura di Bandar Lampung mengaku mendapat rezeki setelah awal pergantian Presiden Prabowo Subianto dan Wakilnya Gibran Rakabuming Raka.

Weli menyebut dagangan piguranya mulai banyak yang mencarinya walau dirinya mengaku usahanya kini mulai tersingkirkan dengan adanya transaksi e-commerce ataupun media sosial.

"Kalau dulu masih banyak yang cari, sekarang tinggal nunggu rezeki aja. Orang-orang sekarang banyak pesan yang di online. Sudah pasti ada peningkatan (penjualan), cuma pedagang foto ini di mana-mana sudah ada semua, tersebar, tidak lagi terfokus di satu tempat," katanya ditemui di Lorong King, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung, Senin 21 Oktober 2024.

Diusianya yang semakin senja, Weli menyebut terus mempertahankan eksistensinya sebagai pengrajin pigura dengan menggunakan bahan sederhana, belum lagi pigura yang dirinya buat bisa ditawar oleh calon pembeli.

"Saya coba buat pigura sendiri dari bahan kayu dan triplek, di-blok pakai plastik. Ada ukuran 2:4, 3:4 dan 50:34 pigura presiden/wakil presiden dan kepala daerah yang ukuran 2:4 dan 3:4 harganya sepasang Rp30 ribu sampai Rp40 ribu. Kalau yang besar ukuran 50:34 sepasang Rp80 ribu ditambah Garuda Pancasila Rp120 ribu. Tapi, kalau ditawar Rp100 ribu juga ya saya kasih," ungkapnya.

Baginya, pergantian presiden dan kepala daerah menjadi moment berharga bagi perajin pigura untuk meraup keuntungan, hal ini dirinya tekuni selama berpuluh-puluh tahun lalu.

“Saya sudah menjual pigura selama 30 tahun lebih di Lorong King. Setiap ganti presiden dan kepala daerah pasti ada aja yang beli pigura,” ujarnya.

Meski begitu, tantangan terbesar para perajin pigura yakni dalam mengahadapi  era digitalisasi saat ini. “Di kampung-kampung sudah ada yang kirim. Jadi sudah agak berat sekarang,” terangnya.

Dirinya teringat, dahulu  piguranya laku keras dan terjual banyak ke sekolah-sekolah sebelum kemajuan zaman digitalisasi belum terlalu memuncak.

“Dulu belum banyak yang buat seperti ini. Pigura blok paling laku untuk di sekolah-sekolah karena harganya murah. Beda kalau pigura profil untuk perkantoran harganya lebih mahal karena dari bahan fiber. Ukuran kecil 2:4 sepasang bisa Rp80 ribu,” imbuhnya.

Dia mengaku dapat  memproduksi sendiri 50 pigura blok dalam sehari. “Pigura blok ini bikinnya sebentar, sehari bisa 50 buah untuk sepasang. Bahkan bisa lebih kalau fokus ‘ngerjain itu saja,” kata Weli.

Kini, dirinya hanya bisa menggantungkan harapannya di Pilkada 2024 usai Pilpres 2024, sedangkan penjualan pigura saat ini adalah salah satu upayanya dalam menyambung hidup.

"Ya mudah-mudahan, sebentar lagi Pilkada, foto kepala daerah atau gubernur harus ada," tandasnya.(*)


Tag
Share