Ponpes Diajak Ramah Anak
SOSIALISASI: Sosialisasi Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat bagi Pondok Pesantren Berbasis Ramah Anak Kabupaten Pringsewu 2024 di RM Radja Pindang Andalas Resto.--FOTO ISTIMEWA
PRINGSEWU – Pondok pesantren (ponpes) diajak serta dalam Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Berbasis Ramah Anak. Hal ini dilakukan mengingat pondok pesantren merupakan salah satu pilar strategis dalam mencetak generasi emas bangsa.
Pondok pesantren merupakan institusi pendidikan Islam yang memiliki hubungan dengan akar sejarah Indonesia. "Pondok pesantren sebagaimana Pasal 4 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren memiliki 3 fungsi utama," kata Sekretaris Kabupaten Pringsewu Heri Iswahyudi mewakili Pj. Bupati Marindo Kurniawan di depan 53 perwakilan pondok pesantren di Kabupaten Pringsewu saat Sosialisasi Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat bagi Pondok Pesantren Berbasis Ramah Anak Kabupaten Pringsewu 2024 di RM Radja Pindang Andalas Resto.
Tiga fungsi utama pondok pesantren, kata Heri Iswahyudi, sebagai pusat pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat. Karena itu, pondok pesantren merupakan pilar strategis dalam mencetak generasi emas bangsa.
"Selain sebagai model pendidikan tertua di Indonesia, pondok pesantren telah turut memberikan andil yang besar dalam membangun bangsa dari berbagai aspek. Baik aspek ekonomi, sosial, budaya, moral, dan akhlak," ubgkap Heri Iswahyudi.
Terutama, lanjut Heri Iswahyudi, di era kemajuan industri dan society saat ini pondok pesantren sangat berperan penting dalam menghasilkan SDM yang unggul, kreatif, serta berkarakter.
Salah satu program yang dicetuskan pemerintah pada 2015, kata Heri Iswahyudi, yaitu Indonesia Emas 2045. ’’Dengan 4 pilar utama. Pertama, pembangunan SDM dan penguasaan Iptek. Kedua, perkembangan ekonomi berkelanjutan. Ketiga, pemerataan pembangunan. Keempat, ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan. Melalui program Indonesia Emas 2045, diharapkan adanya perbaikan pada kualitas SDM, baik dalam aspek ilmu pengetahuan, teknologi, maupun moral,’’ ujarnya.
Pesantren sebagai lembaga alternatif, kata Heri Iswahyudi, diharapkan mampu menyiapkan kualitas masyarakat yang bercirikan semangat keterbukaan, demokratis, dan berwawasan luas. ’’Baik menyangkut aspek spiritual maupun ilmu-ilmu modern, kesehatan, IT, dan pendukungnya," ajaknya.
Karena itu, kata Heri Iswahyudi, pendidikan kesehatan perlu dilakukan di pondok pesantren mengingat pondok pesantren merupakan tempat belajar, tempat tinggal, dan tempat berinteraksi para santri secara bersama-sama di bawah bimbingan guru atau kyai.
Dalam kegiatan yang dihadiri Kadis Kesehatan Pringsewu Purhadi, Kadis P3AP2KB dr. Ulinoha, Kabag Kesra Setkab Pringsewu Rustiyan, dan Kasi Pendis Kementerian Agama Pringsewu M. Sa'ban ini menghadirkan narasumber dari Biro Kesra Provinsi Lampung.
Salah satu upaya bagi mendekatkan pelayanan kesehatan bagi pondok pesantren adalah melalui Program Pesantren Sehat. Yakni guna meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya kesehatan. Hal itu berkaitan dengan usia para santri dan juga isu-isu kesehatan prioritas nasional seperti Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), eliminasi TBC, pencegahan stunting, dan peningkatan cakupan imunisasi di kalangan masyarakat pesantren. (*)