RAHMAT MIRZANI

Indonesia Punya Area Khusus di Markas Besar UNESCO

LIHAT KARYA SENI: Sejumlah anggota UNESCO melakukan kunjungan dan menikmati karya seni yang dipamerkan di area khusus Arcipelago Street atau Jalan Nusantara.-FOTO RADAR JOGJA -

JAKARTA - Bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa yang digunakan pada Sidang Umum UNESCO yang masih bagian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Keputusan ini ditetapkan saat sesi pleno Konferensi Umum Ke- 42 UNESCO di markas besar UNESCO, Paris, Prancis, Senin (20/11).
Usaha pemerintah Indonesia untuk mengusulkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi yang digunakan saat sidang umum UNESCO merupakan implementasi amanat pada Pasal 44 ayat (1) Undang–Undang Nomor 24 Tahun 2009 mengenai Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Yakni pemerintah meningkatkan fungsi bahasa Indonesia jadi bahasa internasional secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan. Keputusan dari UNESCO ini juga ditegaskan oleh Duta Besar Indonesia untuk Prancis Andora dan Monako Mohamad Oemar.
Oemar mengatakan bahwa Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi pada sidang umum UNESCO akan menjadi dampak positif terhadap perdamaian dan keharmonisan. Serta mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan, tidak hanya tingkat nasional namun juga internasional.
Tidak hanya mengenai bahasa Indonesia yang menjadi bahasa resmi di sidang umum UNESCO. Kali ini Indonesia juga menjadi negara pertama dari keanggotaan UNESCO yang mempunyai area khusus di markas besar UNESCO, Paris, Prancis.
Area khusus ini bernama Archipelago Street atau Jalan Nusantara.
Pada area khusus ini dipamerkannya berbagai karya asli dari Indonesia yang sudah diresmikan di markas besar UNESCO. Ada 11 karya seni yang dipamerkan pada area khusus tersebut, hasil dari pemberian pemerintah Indonesia langsung ke UNESCO. Yakni replika tengkorak manusia purba; maket Candi Borobudur; Maket Candi Prambanan; relief Samudra Raksa; lukisan kematian Kumbakarna karya Nyoman Mandra; Garuda Wisnu Kencana karya Nyoman Nuarta; suvenir perak Borobudur; patung pemain seruling; angklung robot karya Eko Mursito; peta dan inventaris digital yang menawarkan ikhtisar dari keseluruhan 66 warisan budaya; serta alam UNESCO di Indonesia.
Mohamad Oemar yang juga sebagai Delegasi Tetap RI untuk UNESCO juga ikut hadir dalam peresmian tersebut. Mohamad Oemar memberikan sambutan dengan menegaskan bahwa komitmen Indonesia dalam pelestarian dan restorasi benda budaya melalui UNESCO, salah satunya diwujudkan dalam Jalan Nusantara ini.
Pemerintah Indonesia juga memiliki peran penting dalam mendukung UNESCO sebagai upaya pengamanan dan restorasi karya seni.
Karena hal tersebut Indonesia mendapatkan apresiasi dari Nicholas Jeffrey selaku Assistant Director - General of UNESCO for Administration and Management menurutnya, Indonesia menjadi anggota penting bagi UNESCO, khususnya pada bidang budaya.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Hilmar Farid juga mengatakan, sebagian dari keragaman warisan budaya di penjuru Kepulauan Indonesia itu tercermin di dalam area khusu Jalan Nusantara atau Archipealgo Street .
Jalan Nusantara ini menjadi wadah untuk mengundang para negara anggota UNESCO untuk menjelajahi warisan budaya Indonesia dengan memberikan gambaran mendalam mengenai perkembangan yang signifikan bagi masa depan.
Area khusus Jalan Nusantara ini merupakan tempat permanen di markas besar UNESCO, setidaknya sampai lima tahun ke depan.
Harapan dari penataan benda budaya di area tersebut dapat menjadi sebuah contoh untuk ke depannya bisa diikuti oleh para negara anggota UNESCO. (jpc/c1/ful)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan