Pemerintah Tarik Utang Rp 291,9 Triliun
B-Universe Photo/Alfida Rizky Febrianna. Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara--
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah melakukan penarikan utang sebesar Rp 291,9 triliun per 31 Agustus 2024.
Angka ini sudah 55,8 persen dari target penarikan utang dalam pagu APBN 2024 yang sebesar Rp 522,8 triliun.
Adapun jumlah pembiayaan utang sebesar Rp 347,6 triliun dan pembiayaan non utang sebesar Rp 55,7 triliun.
Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara mengatakan, untuk pembiayaan utang terbagi dilakukan melalui penerbitan surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 310,4 triliun dan dalam bentuk pinjaman sebesar Rp 37,2 triliun.
BACA JUGA:Praktik Judi Online, Dua Orang Ditangkap
“Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, dimana posisi SBN neto per 31 Agustus 2023 adalah Rp 183 triliun. Tentu dengan pendanaan APBN yang lebih besar, kita merealisasikan Rp310,4 triliun, tetapi kita menerima incoming inflow dari pasar SBN,” ucap Suahasil dalam konferensi pers APBN Kinerja dan Fakta edisi September 2024 di Aula Mezzanine, Senin (23/9).
Suahasil menyampaikan, bahwa pemerintah melakukan kebijakan pembiayaan secara prudent dan tetap mempertimbangkan outlook defisit APBN serta kondisi likuiditas pemerintah, termasuk mencermati dinamika pasar keuangan.
Pemenuhan target pembiayaan terpantau on track, dengan cost of fund yang terkendali.
“Ketika memasuki kuartal empat, tentu kita terus mencermati dinamika pasar serta menyiapkan kewaspadaan untuk pelaksanaan APBN 2025 terutama di kuota satu 2025,” terang Suahasil.
BACA JUGA:Derby Della Madonnina, AC Milan Putus Rekor 2 Tahun Tak Pernah Menang dari Inter
Suahasil mengatakan bahwa aliran modal asing yang masuk ke negara berkembang termasuk Indonesia telah kembali pulih. Hal ini membawa dampak positif ke perekonomian Indonesia.
Namun pemerintah terus memantau gejolak perekonomian yang terjadi, terutama yang terkait dengan kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau disebut Fed Funds Rate.
“Ini adalah perkembangan yang baik dan perlu kita pertahankan sambil tetap melihat arah dari pergerakan pasar keuangan dunia terutama Fed Funds Rate maupun kondisi Eropa maupun Tiongkok kedepannya,” kata Suahasil. (Investor.id/pip)