Program B2SA Dorong KWT Kabupaten Pesawaran Andil dalam Penanganan Stunting dan Ciptakan Kemandirian Pangan
TINJAU PROGRAM: Dinas Ketahanan Pangan melakukan peninjauan program pengelolaan pangan lokal Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA), Jumat (6/9).-FOTO DISKOMINFO PESAWARAN -
// Dalam Penanganan Stunting dan Ciptakan Kemandirian Pangan
PESAWARAN - Pemerintah Kabupaten Pesawaran melalui Dinas Ketahanan Pangan melakukan peninjauan program pengelolaan pangan lokal Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA), Jumat (6/9). Sasarannya untuk Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Sukajaya Lempasing, Kecamatan Telukpandan, Kabupaten Pesawaran.
Pada kegiatan ini, Dinas Ketahanan Pangan bersama PenasIhat KWT Kabupaten Pesawaran Nanda Indira Dendi memberikan bantuan berupa bibit sayuran dan alpukat, waring, selang air, pupuk, dan berbagai perlengkapan lain dalam mendukung operasional KWT.
Bantuan tersebut diserahkan kepada dua perwakilan KWT di Kecamatan Teluk Pandan yaitu KWT Desa Sidodadi dan KWT Desa Sukajaya Lempasing.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pesawaran Hendra Sulistianto mengatakan, program pengelolaan pangan lokal B2SA merupakan bentuk keanekaragaman bahan pangan yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat melalui hasil olahan yang terjaga dari bahan berbahaya yang berpotensi merugikan kesehatan.
Hendra menyebut, 11 kecamatan di Kabupaten Pesawaran saat ini sudah mulai dilakukan penguatan kelembagaan KWT serta sosialisasi pengembangan pangan lokal B2SA.
Disamping memberikan manfaat kesehatan dan kemandirian pangan, program ini juga diharapkan mampu memberikan dampak positif dari sisi ekonomi anggota KWT melalui pemberdayaan diversifikasi pangan.
“Misalkan ada banyak buah pisang, masyarakat tidak melulu dibuat molen, pisang goreng, atau kripik. Tapi bisa juga kita buat tepung, justru dengan adanya divesifikasi ini bisa menambah nilai jual dan berpotensi memberikan dukungan ekonomi untuk masyarakat,” kata Hendra.
Hendra mengatakan program ini tidak hanya fokus pada aspek produksi pangan, tetapi juga pada penguatan kelembagaan KWT. Hal itu menurutnya penting guna mamastikan keaktifan dari masing-masing KWT di setiap desa.
Dirinya bahkan menyebut, keterlibatan anak muda sangat dibutuhkan untuk menghadirkan inovasi yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi di bidang pertanian.
“Tujuan kita sebenarnya agar bisa bersilaturrahmi antar KWT. Jadi pada saat berkumpul, kebun ini bisa dijadikan sebagai ajang untuk bertukar pikiran,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Penasehat KWT Kabupaten Pesawaran Nanda Indira Dendi mengatakan, salah satu upaya meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat harus dilakukan dengan sosialisasi dan edukasi tentang pola konsumsi sejak usia dini melalui kegiatan Rumah Pangan B2SA.
Pelaksanaan kegiatan tersebut menurutnya diintegrasikan dengan upaya penanganan stunting melalui pemenuhan gizi seimbang bagi anak.
“Oleh karenanya, kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang, dan aman dalam konsumsi sehari-hari,” ujar Nanda.